Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket

Sabtu, 17 Desember 2011

Menebus Dosa di Rawa Gede !!


Wanti menghapus air matanya saat mengikuti peringatan Rawa Gede di Taman Makam Pahlawan Sampurna Raga, Karawang, Jawa Barat (9/10). Pemerintah Belanda diwakili Tjeerd de Zwaan, Dubes Belanda untuk RI, menyampaikan permintaan maaf dan memberikan kompensasi sebesar 20 ribu Euro/orang (Rp243 juta).


Sejumlah janda korban peristiwa Rawa Gede mengikuti acara Peringatan Rawa Gede di Monumen Rawa Gede, Karawang, Jawa Barat (9/10). Pemerintah Belanda diwakili Tjeerd de Zwaan, Dubes Belanda untuk RI, menyampaikan permintaan maaf dan memberikan kompensasi sebesar 20 ribu Euro/orang (Rp243 juta).

Wanti (dua kiri), janda korban peristiwa Rawa Gede, berziarah di makam suaminya di Taman Makam Pahlawan Sampurna Raga, Karawang, Jawa Barat (9/10). Pemerintah Belanda diwakili Tjeerd de Zwaan, Dubes Belanda untuk RI, menyampaikan permintaan maaf dan memberikan kompensasi sebesar 20 ribu Euro/orang (Rp243 juta).

Sejumlah veteran perang melakukan tabur bunga di Taman Makam Pahlawan Sampurna Raga, Karawang, Jawa Barat (9/10). Pemerintah Belanda diwakili Tjeerd de Zwaan, Dubes Belanda untuk RI, menyampaikan permintaan maaf dan memberikan kompensasi sebesar 20 ribu Euro/orang (Rp243 juta).



Liesbeth Zegveld, Pengacara korban Rawa Gede, tersenyum saat peringatan Rawa Gede di Taman Makam Pahlawan Sampurna Raga, Karawang, Jawa Barat (9/10). Pemerintah Belanda diwakili Tjeerd de Zwaan, Dubes Belanda untuk RI, menyampaikan permintaan maaf dan memberikan kompensasi sebesar 20 ribu Euro/orang (Rp243 juta).



Satu Jam dalam Dekapan Maut


[Image: 0834383620X310.jpg]

Luapan dari Kali Putih akibat banjir lahar dingin Gunung Merapi memutus jalan raya Magelang-Yogyakarta dilihat dari ketinggian di Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (4/1) pagi. Banjir lahar dingin terjadi pada Senin sekitar pukul 20.00. Timbunan material pasir dan batu mencapai 150 sentimeter, sementara di permukiman warga di Dusun Gempol yang tidak jauh dari Kali Putih mencapai 2 meter.

Kardiman (55) terduduk lemas beralas tikar di tenda pengungsian di lapangan Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Selasa (4/1/2011). Beberapa bagian tubuhnya tampak lebam.

Namun, di tengah kemalangan itu, Kardiman tetap merasa bersyukur. Kata itu bahkan berulang kali dia ucapkan. Banjir lahar dingin setinggi 2,5 meter pada Senin malam nyaris membenamkan dia dan cucunya, Kendi Putri (2,5), yang ada di dekapannya. Kardiman dan cucunya selamat setelah satu jam bergelantungan di kabel listrik yang waktu itu alirannya mati.

”Alhamdulillah! Saya tidak menyangka masih selamat,” ujar Kardiman dengan sorot mata sayu.

Pada Senin sekitar pukul 17.00, ia bersama Kendi dan tiga anaknya pulang dari pengungsian untuk menengok rumah mereka di Dusun Gempol, Desa Jumoyo. Sekitar pukul 19.00, tiba-tiba terdengar suara gemuruh dari arah hulu Kali Putih yang alirannya hanya 15 meter di belakang rumah Kardiman.

Tiga anak Kardiman berlari ke arah persawahan. Kardiman tidak dapat bergerak segesit tiga anaknya lantaran ia harus menggendong Kendi. ”Kendi itu hanya bisa dekat dengan saya. Sejak kedua orangtuanya tak ada, saya yang menjadi kakek, nenek, sekaligus bapak-ibunya,” tutur Kardiman.

Saat keluar rumah, aliran lahar dingin berupa air, pasir, lumpur, dan batu berkecepatan tinggi sudah mengepung rumah Kardiman dan puluhan rumah tetangganya. Suasana gelap gulita, sementara aliran lahar yang dalam hitungan menit itu semakin besar. Tak ada pilihan lain bagi Kardiman kecuali memanjat atap teras rumahnya sambil mendekap Kendi.

Sekitar 10 menit kemudian, aliran lahar sudah setinggi 2 meter. Atap teras rumahnya tenggelam. Sebagian tubuh Kardiman dan Kendi pun ikut terbenam lumpur dan pasir.

Beberapa kali tubuh Kardiman dihantam batu-batu besar yang terbawa lahar. Namun, dia tidak menyerah. Digapainya apa saja yang ada di atap rumah itu. Dalam benak Kardiman hanya terpikir bagaimana agar Kendi selamat. Ia mencoba naik ke puncak atap rumah, tetapi gagal.

Di saat-saat kritis itu, tangannya dapat menggapai kawat listrik yang menjuntai dari atap rumah. Beruntung, saat itu aliran listrik mati. Dengan separuh badan terendam lahar, ia bergelantungan di kabel tersebut. ”Saya berteriak, tetapi tak ada yang bisa menolong. Suasana gelap,” tuturnya.

Nasib baik masih bersama mereka. Di tengah kegelapan itu, Ngaidi (45)—tetangga seberang rumah Kardiman—melihat tubuh Kardiman yang masih mendekap Kendi. Saat itu Ngaidi dan anaknya, Defri (16), sedang berada di atap rumah mereka untuk menyelamatkan diri. ”Saya sendiri sebenarnya juga ketar-ketir (takut dan khawatir). Tapi, melihat Pak Kardiman menggendong anak kecil, saya tak tega. Saya lalu melompat di batu-batu besar dan membawa Kendi dengan sarung ke tempat aman,” ujarnya.

Tak berapa lama, Tim Search and Rescue Magelang menyelamatkan Kardiman dan 47 warga Desa Jumoyo lain yang terjebak banjir lahar dingin. Para warga yang terjebak itu sebagian menyelamatkan diri di atap rumah, di pohon, atau berlari ke areal persawahan yang berada di lokasi lebih tinggi.

”Saya sendiri seperti antara hidup dan mati. Semula saya manjat pohon pisang, tetapi terendam juga. Terus saya melompat ke pohon petai sampai setinggi 4 meter. Waktu itu saya sudah pasrah karena pohon sepertinya mau roboh saat terkena batu besar,” kata Tarno (37), warga Dusun Gempol lainnya.


SASCKYA

Sasckya Porto, cea mai fierbinte brazilianca!






Sasckya Porto



Sasckya Porto

Sasckya Porto

Sasckya Porto















Perang Nuklir zaman Prasejarah ?


Pernah dengar yang namanya epik Ramayana dan Mahabarata? dua epos terkenal dari India kuno. Epos Mahabarata mengisahkan konflik hebat keturunan Pandu dan Dritarasta dalam memperebutkan tahta Kerajaan. Epos ini ditulis pada tahun 1500 SM dan menurut perkiraan perang tsb meletus sekitar 5000 tahun yang lalu. Banyak spekulasi bermunculan dari peristiwa ini, diantaranya ada sebuah spekulasi baru dengan berani menyebutkan bahwa perang Mahabarata adalah semacam perang NUKLIR!!





Tapi, benarkah demikian yang terjadi sebenarnya? Mungkinkah jauh sebelum era modern seperti masa kita ini ada sebuah peradaban maju yang telah menguasai teknologi nuklir? Masa sebelum 4000 SM dianggap sebagai masa pra sejarah dan peradaban Sumeria dianggap peradaban tertua didunia. Akan selama ini terdapat berbagai diskusi, teori dan penyelidikan mengenai kemungkinan bahwa dunia pernah mencapai sebuah peradaban yang maju sebelum tahun 4000 SM. Teori Atlantis, Lemuria, kini makin diperkuat dengan bukti tertulis seperti percakapan Plato mengenai dialog Solon dan pendeta Mesir kuno mengenai Atlantis, naskah kuno Hinduisme mengenai Ramayana & Bharatayudha mengenai dinasti Rama kuno dan bukti arkeologi mengenai peradaban Monhenjo-Daroo, Easter Island dan Pyramid Mesir maupun Amerika Selatan.


kemungkinan manusia pernah memasuki zaman nuklir lebih dari 6000 tahun yang lalu. Peradaban Atlantis di barat dan dinasti Rama di Timur diperkirakan berkembang dan mengalami masa keemasan antara tahun 30000 SM hingga 15000 SM. Atlantis memiliki wilayah mulai dari Mediteranian hingga Pegunungan Andes di seberang Samudra Atlantis sedangkan Dinasti Rama berkuasa di bagian Utara India-Pakistan-Tibet hingga Asia Tengah. Peninggalan Prasasti di Indus, Mohenjo Daroo dan Easter Island (Pasifik Selatan) hingga kini belum bisa diterjemahkan dan para ahli memperkirakan peradaban itu berasal jauh lebih tua dari peradaban tertua yang selama ini diyakini manusia (4000 BC).


Beberapa naskah Wedha dan Jain yang antara lain mengenai Ramayana dan Mahabharata ternyata memuat bukti historis maupun gambaran teknologi dari Dinasti Rama yang diyakini pernah mengalami zaman keemasan dengan tujuh kota utamanya ‘Seven Rishi City’ yg salah satunya adalah Mohenjo Daroo (Pakistan Utara).







Dalam suatu cuplikan cerita dalam Epos Mahabarata dikisahkan bahwa Arjuna dengan gagah berani duduk dalam Weimana (sebuah benda mirip pesawat terbang) dan mendarat di tengah air, lalu meluncurkan Gendewa, semacam senjata yang mirip rudal/roket yang dapat menimbulkan sekaligus melepaskan nyala api yang gencar di atas wilayah musuh, lalu dalam sekejap bumi bergetar hebat, asap tebal membumbung tinggi diatas cakrawala, dalam detik itu juga akibat kekuatan ledakan yang ditimbulkan dengan segera menghancurkan dan menghanguskan semua apa saja yang ada disitu. Yang membuat orang tidak habis pikir, sebenarnya senjata semacam apakah yang dilepaskan Arjuna dengan Weimana-nya itu? Dari hasil riset dan penelitian yang dilakukan ditepian sungai Gangga di India, para arkeolog menemukan banyak sekali sisa-sisa puing-puing yang telah menjadi batu hangus di atas hulu sungai.


Batu yang besar-besar pada reruntuhan ini dilekatkan jadi satu, permukaannya menonjol dan cekung tidak merata. Jika ingin melebur bebatuan tersebut, dibutuhkan suhu paling rendah 1.800 C. Bara api yang biasa tidak mampu mencapai suhu seperti ini, hanya pada ledakan nuklir baru bisa mencapai suhu yang demikian. Di dalam hutan primitif di pedalaman India, orang-orang juga menemukan lebih banyak reruntuhan batu hangus. Tembok kota yang runtuh dikristalisasi, licin seperti kaca, lapisan luar perabot rumah tangga yang terbuat dari batuan di dalam bangunan juga telah dikacalisasi. Selain di India, Babilon kuno, gurun sahara, dan guru Gobi di Mongolia juga telah ditemukan reruntuhan perang nuklir prasejarah. Batu kaca pada reruntuhan semuanya sama persis dengan batu kaca pada kawasan percobaan nuklir saat ini.


Dari berbagai sumber yang saya pelajari, secara umum dapat digambarkan berbagai macam teori dan Penelitian mengenai subyek ini memberikan beberapa bahan kajian yang menarik. Antara lain adalah :


Atlantis dan Dinasti Rama pernah mengalami masa keemasan (Golden Age) pada saat yang bersamaan (30000-15000 BC). Keduanya sudah menguasai teknologi nuklir. Keduanya memiliki teknologi dirgantara dan aeronautika yang canggih hingga memiliki pesawat berkemampuan dan berbentuk seperti UFO (berdasarkan beberapa catatan) yang disebut Vimana (Rama) dan Valakri (Atlantis). Penduduk Atlantis memiliki sifat agresif dan dipimpin oleh para pendeta (enlighten priests), sesuai naskah Plato. Dinasti Rama memiliki tujuh kota besar (Seven Rishi’s City) dengan ibukota Ayodhya dimana salah satu kota yang berhasil ditemukan adalah Mohenjo-Daroo.


Persaingan dari kedua peradaban tersebut mencapai puncaknya dengan menggunakan senjata nuklir. Para ahli menemukan bahwa pada puing-puing maupun sisa-sisa tengkorak manusia yang ditemukan di Mohenjo-Daroo mengandung residu radio-aktif yang hanya bisa dihasilkan lewat ledakan Thermonuklir skala besar. Dalam sebuah seloka mengenai Mahabharata, diceritakan dengan kiasan sebuah senjata penghancur massal yang akibatnya mirip sekali dengan senjata nuklir masa kini. Beberapa Seloka dalam kitab Wedha dan Jain secara eksplisit dan lengkap menggambarkan bentuk dari ‘wahana terbang’ yang disebut ‘Vimana’ yang ciri-cirinya mirip piring terbang masa kini. Sebagian besar bukti tertulis justru berada di India dalam bentuk naskah sastra, sedangkan bukti fisik justru berada di belahan dunia barat yaitu Piramid di Mesir dan Amerika Selatan. Singkatnya segala penyelidikan diatas berusaha menyatakan bahwa umat manusia pernah maju dalam peradaban Atlantis dan Rama. Bahkan jauh sebelum 4000SM manusia pernah memasuki abad antariksa dan teknologi nuklir.


Akan tetapi zaman keemasan tersebut berakhir akibat perang nuklir yang dahsyat hingga pada masa sesudahnya, manusia sempat kembali ke zaman primitif hingga munculnya peradaban Sumeria sekitar 4000 SM atau 6000 tahun yang lalu. tahun 1972 silam, ada sebuah penemuan luar biasa yang barangkali bisa semakin memperkuat dugaan bahwa memang benar peradaban masa silam telah mengalami era Nuklir yaitu penemuan tambang Reaktor Nuklir berusia dua miliyar tahun di Oklo,Republik Gabon.


Infonya :

Reaktor Nuklir Berusia 2 Milyar Tahun di Oklo, Republik Gabon







Pada tahun 1972, ada sebuah perusahaan (Perancis) yang mengimpor biji mineral uranium dari Oklo, Republik Gabon untuk diolah. Mereka terkejut dengan penemuannya, karena biji uranium impor tersebut ternyata sudah pernah diolah dan dimanfaatkan sebelumnya serta kandungan uraniumnya dengan limbah reaktor nuklir hampir sama. Penemuan ini berhasil memikat para ilmuwan yang datang ke Oklo untuk suatu penelitian, dari hasil riset menunjukkan adanya sebuah reaktor nuklir berskala besar pada masa prasejarah, dengan kapasitas kurang lebih 500 ton biji uranium di enam wilayah, diduga dapat menghasilkan tenaga sebesar 100 ribu watt.









Tambang reaktor nuklir tersebut terpelihara dengan baik, dengan lay-out yang masuk akal, dan telah beroperasi selama 500 ribu tahun lamanya. Yang membuat orang lebih tercengang lagi ialah bahwa limbah penambangan reaktor nuklir yang dibatasi itu, tidak tersebarluas di dalam areal 40 meter di sekitar pertambangan. Kalau ditinjau dari teknik penataan reaksi nuklir yang ada, maka teknik penataan tambang reaktor itu jauh lebih hebat dari sekarang, yang sangat membuat malu ilmuwan sekarang ialah saat kita sedang pusing dalam menangani masalah limbah nuklir, manusia zaman prasejarah sudah tahu cara memanfaatkan topografi alami untuk menyimpan limbah nuklir






Tambang uranium di Oklo itu kira-kira dibangun dua miliar tahun, setelah adanya bukti data geologi, dan tidak lama setelah menjadi pertambangan maka dibangunlah sebuah reaktor nuklir ini. Mensikapi hasil riset ini maka para ilmuwan mengakui bahwa inilah sebuah reaktor nuklir kuno, yang telah mengubah buku pelajaran selama ini, serta memberikan pelajaran kepada kita tentang cara menangani limbah nuklir. Sekaligus membuat ilmuwan mau tak mau harus mempelajari dengan serius kemungkinan eksistensi peradaban prasejarah itu, dengan kata lain bahwa reaktor nuklir ini merupakan produk masa peradaban umat manusia.


Seperti diketahui, penguasaan teknologi atom oleh umat manusia baru dilakukan dalam kurun waktu beberapa puluh tahun saja, dengan adanya penemuan ini sekaligus menerangkan bahwa pada dua miliar tahun yang lampau sudah ada sebuah teknologi yang peradabannya melebihi kita sekarang ini, serta mengerti betul akan cara penggunaannya. Hal yang patut membuat orang termenung dalam-dalam ialah bahwa mengapa manusia zaman prasejarah yang memiliki sebuah teknologi maju tidak bisa mewariskan teknologinya, malah hilang tanpa sebab, yang tersisa hanya setumpuk jejak saja. Lalu bagaimana kita menyikapi atas penemuan ini? Permulaan sebelum dua miliar tahun hingga satu juta tahun dari peradaban manusia sekarang ini terdapat peradaban manusia.



Dalam masa-masa yang sangat lama ini terdapat berapa banyak peradaban yang demikian ini menuju ke binasaan? Jika kita abaikan terhadap semua peninggalan-peninggalan peradaban prasejarah ini, sudah barang tentu tidak akan mempelajarinya secara mendalam, apalagi menelusuri bahwa mengapa sampai tidak ada kesinambungannya, lebih-lebih untuk mengetahui penyebab dari musnahnya sebuah peradaban itu. Dan apakah perkembangan dari ilmu pengetahuan dan Teknologi kita sekarang akan mengulang seperti peradaban beberapa kali sebelumnya? Betulkah penemuan ini, serta mengapa penemuan-penemuan peradaban prasejarah ini dengan teknologi manusia masa kini begitu mirip? Semua masalah ini patut kita renungkan dalam-dalam.


Gaya Pacaran mesum JUSTIN SELENA di Cabo San Lucas


Belum lama ini, penyanyi Justin Bieber berlibur dengan sang kekasih, Selena Gomez di Cabo San Lucas, Meksiko. Saat berada di sana, Justin terlihat asyik memotret Selena yang tampak seksi dengan bikini.

http://images.detik.com/content/2011/12/08/431/selena2.jpg
http://us.images.detik.com/content/2011/12/08/431/selena6.jpg

Justin dan Selena berlibur ke Meksiko untuk merayakan hubungan mereka yang sempat diterpa gosip tak sedap.

http://us.images.detik.com/content/2011/12/08/431/selena5.jpg

http://images.detik.com/content/2011/12/08/431/selena3.jpg

http://images.detik.com/content/2011/12/08/431/selena1.jpg


Lumayan Juga





SEKERTARIS

71688_indo_model_(2).jpg

71686_indo_model.jpg

71687_indo_model_(1).jpg

71690_indo_model_(4).jpg

71694_indo_model_(8).jpg

71695_indo_model_(9).jpg

71692_indo_model_(6).jpg


Video Pembantaian Sadis Warga Mesuji Lampung

Video pembantaian petani di Mesuji yang dilaporkan oleh lembaga adat Lampung ke Komisi III DPR harus diverifikasi dimana kejadian persisnya. “Video itu harus diverifikasi terjadi di Lampung atau dimana,”ujar Anggota Komisi III DPR, Saan Mustopa di gedung DPR, Jakarta, Kamis (15/12/2011).


Sebelumnya, lembaga adat Lampung yang dipimpin oleh Purnawirawan TNI Mayjen Saurip Kadi mengadu ke Komisi III DPR mengenai adanya pembantaian sadis yang terjadi di MesujiLampung. Saat berada di DPR video pembantaian seperti adanya pemenggalan kepala, penyiksaan dipertontonkan di hadapan anggota dewan.


Terkait hal itu kata Saan dirinya belum bisa katakan video tersebut benar atau salah. Karena itu lanjut Saan ketika rapat dengan Kapolri semalam, tragedi pembantaian itu dipertanyakan. “Itu dari sumber resmi kepolisian, sudah diproses ke pengadilan, itulah komisi 3 yang harus mencari apa benar atau tidak,” jelas Saan.

Komisi III DPR sendiri kata Wakil Sekjen Partai Demokrat ini sudah membentuk tim khusus yang akan terjun ke lapangan mengusut kasus tersebut. Verifikasi lanjut Saan juga segera dilaksanakan, minimal setelah masa reses DPR. “Verifikasi supaya ini tidak liar, bisa pas reses,” katanya.