Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket

Rabu, 11 Januari 2012

Kere-kere Di Kota NEW YORK


Semenjak krismon melanda, jumlah penduduk miskin di Amerika bertambah. Badan sensus amerika serikat mulai mengumpulkan data orang miskin di amerika dan hasilnya Jumlah orang miskin di Amerika Serikat melonjak tahun lalu menjadi 43,7 juta.

Warga kulit Hitam dan Hispanik yang Paling terpukul oleh kemiskinan, dikarnakan seperempat dari mereka hidup dalam kemiskinanan dan lebih dari dua kali lipat tingkat kemiskinan yang dirasakan kulit putih non-Hispanik.

Akibat krismon (subprime mortgage), banyak penduduk Amerika yang harus kehilangan rumahnya sehingga mereka harus mencari rumah sewa sebagai tempat tinggal. Lebih parah lagi bagi yg tidak punya uang, mereka terpaksa menggelandang. Diperkirakan ada sekitar 3,5 juta orang di Amerika yg tidak punya rumah alias tuna wisma.

Nah, yg ini kehidupan tuna wisma di New York City, The Big Apple....
Yah, bagi yg tidak kebagian kerja di Job Centre paling kerjanya cuma ngemis dan nyari barang bekas



















Beginilah Aksi 37 Menit 'Menjepit' Jet Papua Nugini Read more: wisbenbae: Beginilah Aksi 37 Menit 'Menjepit' Jet Papua Nugini



Dassault Falcon 900 Ex. (Foto: aerospace-technology.com)

9 Januari 2012, Jakarta: Aksi intersepsi atau pencegatan di langit Banjarmasin hingga Makassar itu berlangsung November 2011 lalu. Namun, entah kenapa, Perdana Menteri Papua Nugini Peter O'neil baru memperkarakannya di depan media Jumat, 6 Januari 2012 lalu, setelah selang hampir dua bulan kemudian. Banyak yang bertanya, ada apa di balik motif Papua Nugini berniat mengusir Duta Besar Indonesia Andreas Sitepu dari negara tetangga itu? Bagaimana sesungguhnya insiden itu bermula?

Peristiwa itu bermula ketika Selasa, 29 November 2011, pukul 10.13 WITA, radar Pangkalan Udara (Lanud) Sjamsuddin Noor Banjarmasin mendeteksi pesawat jet P2-ANW Dassault Falcon 900 Ex. Jet itu bergerak dari Subang (Selangor), Malaysia, ke arah Papua Nugini. Dari titik ordinat terbang, pesawat itu akan melintasi wilayah udara Indonesia.

Petugas pengawas udara Makassar kemudian mencoba mengontak pesawat Falcon untuk menanyakan asal pesawat, tujuan, serta izin penerbangan. Pesawat itu diketahui masuk dalam unschedule flight (penerbangan tidak rutin). Namun pesawat tidak merespons, bahkan juga tidak membuka komunikasi. Petugas mengontak Kohanudnas dan Departemen Perhubungan. Dicek lagi, tidak ada data penerbangan Falcon 900 Ex.

Sekitar pukul 10.40 WITA, sepasang Sukhoi milik TNI AU melesat dari Pangkalan Udara (Lanud) Sultan Hasanuddin Makassar mendekati pesawat Falcon. Keduanya mendekat, lalu menjepit kiri dan kanan, sambil terus membuka komunikasi. "Sesuai prosedur memang begitu" kata juru bicara Markas Besar TNI Angkatan Udara, Marsekal Pertama Azman Yunus, kepada Tempo, Ahad, 8 Januari 2012.

Awak jet tempur RI terus berkoordinasi dengan Komando Pertahanan Udara Nasional. Sukhoi melaporkan ciri utama pesawat Falcon adalah berwarna putih dan terdapat gambar burung merah di bagian sayap belakang. Akhirnya diketahui bahwa Falcon tersebut baru mengurus izin melintas pada hari itu sehingga belum diperoleh ketika melintasi Indonesia.

Sekitar pukul 11.17, Sukhoi membebaskan Falcon yang ditumpangi Deputi Perdana Menteri Papua Nugini H.O.N. Belden Namah itu untuk melanjutkan perjalanan. Perintah pembebasan dilakukan Komando Pertahanan Udara Nasional. "Itu tugas utama kami sebagai TNI AU. Kami ingin memastikan tak semua pesawat asing bisa melintas di wilayah udara kita tanpa izin," kata Azman lagi. "Pukul 11.42, Sukhoi kembali mendarat di Makassar.”

Peristiwa di udara itu hanya berlangsung sekitar 37 menit. "Tidak ada ancaman, tidak pula ada senggolan," kata Menko Polkam Djoko Suyanto dalam pesan pendeknya kepada Tempo. Karenanya, Djoko menganggap prosedur pencegatan yang dilakukan Mabes TNI AU sudah sesuai prosedur yang berlaku.

Komando Pertahanan Udara Nasional (Kohanudnas), kata Djoko, melakukan identifikasi visual dengan cara intersepsi. "Lagi-lagi ini karena data flight clearance yang diterima berbeda dengan hasil tangkapan radar bandara maupun radar Kohanudnas," ujarnya. "Tidak ada istilah mengancam atau membahayakan.”

Semua prosedur, menurut Djoko, dilakukan di bawah kontrol, baik radar di darat maupun pilot pesawat tempur. Djoko menegaskan intersepsi ini merupakan prosedur standar jika ada ketidakcocokan data aktual di udara. “Itulah gunanya Komando Pertahanan Udara,” ujarnya. Karenanya, Djoko minta media untuk tidak melebih-lebihkan insiden ini.

Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa mengatakan pemerintah pada Jumat pekan lalu telah memberi penjelasan kepada Duta Besar Papua Nugini Peter Ilau perihal intersepsi. "Duta Besar Papua Nugini menyampaikan apresiasi atas penjelasan yang disampaikan dan akan meneruskan ke pemerintahannya," ujar Menteri Marty Natalegawa.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri, Michael Tene, kemarin menyatakan belum ada juga pengusiran terhadap Andreas Sitepu. Sedangkan juru bicara kepresidenan, Julian Aldrin Pasha, mengatakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum berencana berbicara langsung dengan Peter O'Neil. "Dibicarakannya di tingkat menteri luar negeri," katanya.

Pengamat intelijen, Mardigu Wawiek Prabowo, menilai Indonesia sedang ditantang untuk bisa lebih tegas soal perbatasan. Ia menyatakan intersepsi oleh Sukhoi sudah tepat. Menurut dia, Papua Nugini sudah bertindak sewenang-wenang dengan hanya menggunakan izin pesawat Global Express milik India untuk memasuki wilayah udara Indonesia.


R


Foto2 ROMUSA




Romusha adalah panggilan bagi orang Indonesia yang dipekerjakan secara paksa pada masa penjajahan Jepang di indonesia dari tahun 1942 hingga 1945. Kebanyakan romusha adalah petani, dan sejak Oktober 1943 pihak Jepang mewajibkan para petani menjadi romusha. Jumlah orang-orang yang menjadi romusha tidak diketahui pasti-perkiraan yang ada bervariasi dari 4-10 juta.











sangat memenuhi standar SNI bodynya.......................


sangat memenuhi standar SNI bodynya.......................











Selasa, 10 Januari 2012

Masyarakat Miskin Tinggal di Kandang, Sisi Gelap Hong Kong



Foto: DailyMail/Brian Cassey
Hong Kong - Hong Kong adalah salah satu kota kaya di dunia. Kota ini juga dikenal sebagai kota yang terdapat banyak properti mewah. Namun di balik gemerlapnya Hong Kong, tersimpan sisi gelap. Beberapa masyarakat miskin di kota itu harus tinggal di dalam kandang.

Seperti diberitakan DailyMail, Rabu (11/1/2012), gambar-gambar menyedihkan masyarakat yang tinggal di dalam kandang atau sangkar diabadikan oleh seorang fotografer Australia, Brian Cassey. Dalam foto-foto itu, warga miskin tinggal di sebuah kandang berukuran 1,2 meter yang terbuat dari terali besi.

Hong Kong termasuk kota metropolitan dengan penduduk terpadat. Perkiraannya, sekitar 16.500 orang tinggal di lokasi yang luasnya 1 mil persegi.

Para tuan tanah atau pemilik gedung menyewakan US$ 200 atau sekitar Rp 1,8 juta untuk setiap kandang yang harus dibayar setiap bulan. Dalam setiap ruangan, terdapat sekitar 20 kandang. Masing-masing kandang memiliki tiga tingkat.

Para penghuni harus rela berbagi toilet dan fasilitas mencuci. Banyak bangunan yang menyerupai apartemen itu tidak memiliki dapur sehingga warga miskin terpaksa menyisihkan sedikit pendapatannya untuk membeli makanan.

Rumah-rumah kandang semacam itu telah menjadi skandal di pasar perumahan Hong ong selama beberapa dekade. Namun bukannya menghilang, bangunan ini malah semakin berkembang.

Salah satu penghuni kandang itu, Cheung, mengatakan dirinya bertahan dalam kondisi tempat yang sempit dan berbau busuk. "Suhu di dalam kandang bisa 2-3 derajat lebih tinggi daripada di luar kandang," kata Cheung.

"Ini benar-benar tidak nyaman, dan kadang-kadang saya tidak bisa tidur sampai setelah pukul 5 pagi," tambahnya.

Kecoa, cicak, kutu dan tikus adalah hal yang biasa bagi para penghuni kandang. "Kadang-kadang saya khawatir jika kadal atau kecoa akan merangkak ke telinga saya di malam hari," terangnya.

Pertandingan Sumo Wanita