SUBANG, KOMPAS.com - Ada yang menarik jika anda melintasi jembatan Sewu di jalur pantai utara. Terlihat sejumlah warga memegang sapu mengharapkan uang yang dilemparkan para penggendara yang melintasi Jembatan yang terletak tepat di perbatasan wilayah Subang dan Indramayu itu.
Kalau mereka melempar uang, diyakini nanti keinginannya itu akan terkabul. Atau mungkin saja, ada orang yang nazar agar mereka selamat dalam perjalanan, atau ingin anak-anaknya sukses
Pantauan tim Gowes Jurnalistik: Pantau Jalur Mudik Jakarta-Surabaya 2011, ada sekitar 15 orang yang menyebar di pinggir jembatan. Pengais rejeki itu sebagian besar didominasi oleh anak-anak, namun ada juga remaja hingga paruh baya.
Dengan memakai kaos yang dililitkan di kepala untuk melindungi dari terik matahari, mereka tampak seperti tengah membersihkan jalan sambil menunggu derma dari pelintas jembatan tersebut. Tak ada raut takut akan tertabrak oleh kendaraan yang sedang berlalu lalang.
Ketika, beberapa logam atau lembaran rupiah dilemparkan dari balik jendela mobil, wooss!! Dengan sigap mereka berebut satu sama lain untuk memungut 'rejeki' itu. "Lima ribu, lumayan Mas," tutur Junaidi (28), seusai mengambil recehan itu.
Junaidi menuturkan, sudah menjadi kebiasaan bagi pengemudi yang tahu, untuk melempar uang receh saat melintasi jembatan. Menurutnya, ada semacam kepercayaan warga setempat, yaitu dengan melempar uang di Jembatan Sewu akan membawa berkah bagi si pelempar.
"Kalau mereka melempar uang, diyakini nanti keinginannya itu akan terkabul. Atau mungkin saja, ada orang yang nazar agar mereka selamat dalam perjalanan, atau ingin anak-anaknya sukses," tutur Junaidi yang mengaku per hari bisa mendapat penghasilan Rp 10.000 hingga Rp 15.000 itu dari pekerjaannya itu.
Lebih lanjut, Junaidi menceritakan asal muasal munculnya kegiatan saweran tersebut. Menurut keterangan para leluhurnya, jauh sebelum jembatan itu dibentuk, di bawahnya dialiri kali yang dipenuhi siluman buaya. Konon, beberapa warga yang ingin menyebrangi sungai itu dengan getek, seringkali tidak selamat karena terjatuh. Tak jelas alasan mengapa mereka sampai terjatuh.
"Setelah itu, ada dua saudara yang bernama Saida dan Saini. Mereka berniat untuk melintasi sungai itu, dan bernazar, jika berhasil melewati sungai itu, mereka akan memberikan sesembahan seperti ayam, atau bebek. Dan akhirnya mereka berhasil, nah semenjak itu, orang selalu percaya dengan melemparkan sesembahan ke Kali Sewu agar dapat selamat," ungkap Junaidi.
"Tetapi kalau dulu pakai ayam, bebek, sekarang pakai uang receh ini," imbuhnya.
Cerita sama datang dari Fadoli (27). Warga Desa Sukra, Kapubaten Indramayu ini mengatakan, seringkali beberapa pengemudi kendaraan mengalami kejadian aneh usai melintasi jembatan Sewu. Hal itu terjadi karena keluhan para pengendara mengenai keberadaan para 'pencari receh' itu di pinggir jalan. "Banyak yang kesurupan kalau lewat jembatan ini (bersikap) ga sopan. Bahkan, ngusirnya itu susah, sampe bawa dokter juga ga mampu. Akhirnya keluarga mereka sendiri yang menyerahkan sesajen ke kali Sewu. Habis itu baru bisa sadar lagi," kata Fadoli.
"Jadi kalau mau ngasih ya ngasih, kalau engga ya engga. Padahal, mereka juga kan engga maksa minta uangnya. Yang penting jangan ngomong sembarangan lah kalau lewat Jembatan Sewu,"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar