Meski sama-sama gunung berapi namun memiliki karekter yang berbeda antara Gunung Merapi dan Gunung Bromo.
Menurut Putu Artama, peneliti dari Pusat Kebumian dan Bencana, Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS), saat meletus Gunung Bromo tidak sama dengan Merapi.
"Karakteristik Gunung Bromo merupkan low volcanic, tidak seperti Merapi yang high volcanic. Jika terjadi letusan, material yang dimuntahkan Bromo berupa pasir dan abu," terang Putu Artama
Dia mengatakan, Bromo pernah meletus pada tahun 1974. Letusan itu merupakan terdahsyat sepanjang sejarah Gunung Bromo, yakni radius enam sampai sepuluh kilometer. Namun warga sekitar hanya menggunakan tudung untuk melindungi dari hujan abu. Jangan heran jika di sekitar Gunung Bromo ada lautan pasir. Pasir-pasir itulah hasil muntahan material gunung Bromo.
Dia menjelaskan, jika di gunung Merapi ada awan panas atau wedhus gembel, namun Gunung Bromo yang bahaya adalah asap yang berwarna kekuning-kuningan yang berasal dari belerang. Sebab, asap ini dapat mengganggu pernapasan.
Meski demikian, topografi Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekira 10 kilometer persegi. "Sehingga kemungkinan kecil asap belerang bisa sampai ke pemukiman warga," kata Putu.
Gunung Bromo sendiri, mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah sekira 800 meter (utara-selatan) dan 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari empat kilo meter dari pusat kawah gunung.
Sementara untuk kekuatan letusan, setiap gunung tergantung keberadaan dapur magma. Semakin dalam dapur magma semakin kuat daya dorong atau muntahan yang dimiliki. "Dan tak ada salahnya jika berjaga-jaga sebab ini adalah siklus alam, dengan jaga-jaga itu minimal dapat menghindari korban jiwa," tandas Putu.
Menurut Putu Artama, peneliti dari Pusat Kebumian dan Bencana, Institut Teknologi 10 November Surabaya (ITS), saat meletus Gunung Bromo tidak sama dengan Merapi.
"Karakteristik Gunung Bromo merupkan low volcanic, tidak seperti Merapi yang high volcanic. Jika terjadi letusan, material yang dimuntahkan Bromo berupa pasir dan abu," terang Putu Artama
Dia mengatakan, Bromo pernah meletus pada tahun 1974. Letusan itu merupakan terdahsyat sepanjang sejarah Gunung Bromo, yakni radius enam sampai sepuluh kilometer. Namun warga sekitar hanya menggunakan tudung untuk melindungi dari hujan abu. Jangan heran jika di sekitar Gunung Bromo ada lautan pasir. Pasir-pasir itulah hasil muntahan material gunung Bromo.
Dia menjelaskan, jika di gunung Merapi ada awan panas atau wedhus gembel, namun Gunung Bromo yang bahaya adalah asap yang berwarna kekuning-kuningan yang berasal dari belerang. Sebab, asap ini dapat mengganggu pernapasan.
Meski demikian, topografi Gunung Bromo bertautan antara lembah dan ngarai dengan kaldera atau lautan pasir seluas sekira 10 kilometer persegi. "Sehingga kemungkinan kecil asap belerang bisa sampai ke pemukiman warga," kata Putu.
Gunung Bromo sendiri, mempunyai sebuah kawah dengan garis tengah sekira 800 meter (utara-selatan) dan 600 meter (timur-barat). Sedangkan daerah bahayanya berupa lingkaran dengan jari-jari empat kilo meter dari pusat kawah gunung.
Sementara untuk kekuatan letusan, setiap gunung tergantung keberadaan dapur magma. Semakin dalam dapur magma semakin kuat daya dorong atau muntahan yang dimiliki. "Dan tak ada salahnya jika berjaga-jaga sebab ini adalah siklus alam, dengan jaga-jaga itu minimal dapat menghindari korban jiwa," tandas Putu.
Sumber : http://cybernews.cbn.net.id/cbprtl/cybernews/detail.aspx?x=Regional&y=cybernews|0|0|11|3017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar