Korea Utara (Korut) menyerang Korea Selatan (Korsel) bukan tanpa sebab. Penyerangan ini terkait dengan upaya Korut membicarakan kembali program nuklir dan memberikan bantuan.
Selama ini tak terlalu diketahui kekuatan militer Korea Utara. Namun,sejumlah pakar memprediksi negara itu memiliki senjata kimia pemusnah massal dan dan beratnya mencapai 4.500 ton per tahun. Laporan mengindikasikan Korut sedikitnya memiliki 12 fasilitas untuk mengembangkan bahan kimia yang merupakan bahan dasar pembuatan senjata. Pyongyang juga menempatkan sistem artileri termasuk sistem roket yang mampu mencapai Seoul dan juga wilayah yang tak masuk jangkauan militer Demilitarized Zone (DMZ).
Sementara Korea Selatan pertama kali tertarik mengembangkan teknologi nuklir di tahun 1950 namun tidak membangun fasilitas nuklirnya hingga 1970. Adanya perubahan keamanan internasional membuat Korsel segera mengembangkan program nuklir di awal 1970-an. Pada tahun 1991,Roh Tae Woo menyatakan Korsel tak akan mengembangkan senjata nuklir. Hanya saja, gagal meski dua Korea sudah menandatangani penghapusan nuklir di Semenanjung Korea. Kini, Seoul memiliki 18 reaktor nuklir dan dua lainnya masih dibangun.
Berikut statistik militer kedua negara
Korea Utara
Jumlah personil angkatan udara: 85 ribu
Jumlah personil angakatan darat: 923 ribu personil
Jumlah tank: 3.500 unit
jumlah personil angkatan laut: 46 ribu
Jumlah senjata: 17.634.000 pucuk
Biaya militer: 4 miliar dollar AS
Korea Selatan
Jumlah personil angkatan udara: 52 ribu
Jumlah personil angakatan darat: 548 ribu personil
Jumlah tank: 2.330 unit
jumlah personil angkatan laut: 60 ribu
Jumlah senjata: 10.303.000 pucuk
Biaya militer: 21 miliar dollar AS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar