WikiLeaks merilis dokumen rahasia dari Kedubes AS Riyadh, Arab Saudi. Pemerintah AS rupanya menuding kalau ibadah haji digunakan para teroris untuk menggalang dana.
Seperti dilansir dari situs WikiLeaks, Senin (6/12/2010), diungkapkan pada 29 Mei 2009 ada sebuah kawat rahasia dari Kedubes AS Riyadh. Kawat itu bernomor Riyadh716 dengan kode PTER atau soal terorisme.
Isinya adalah pertemuan antara Kementerian Dalam Negeri Arab Saudi dan penasihat khusus Kedubes AS Richard Holbrooke. Kedua pihak membahas pendanaan terhadap berbagai kelompok teroris di dunia. AS menuding proses pelaksanaan ibadah haji pun dimanfaatkan para teroris untuk menggalang dana.
"Haji adalah celah keamanan besar untuk orang Saudi. Jamaah haji masuk dengan membawa uang dalam jumlah besar, dan pemerintah setempat tidak bisa menolak jamaah masuk ke Arab Saudi," demikian bunyi kawat itu.
Lebih jauh lagi, disebutkan sejumlah tersangka kasus teroris yang ditangkap pemerintah Arab Saudi, dulunya masuk ke negara itu sebagai jamaah Haji. "Beberapa tahanan teroris yang bukan WN Arab Saudi, telah masuk ke negara itu sebagai jamaah haji," demikian Kedubes AS mengutip keterangan seorang pejabat Saudi.
Sementara seperti dilansir guardian.co.uk, Senin (6/12/2010), WikiLeaks juga merilis memo rahasia pada Desember 2009 dari Menlu AS Hillary Clinton. Dia mengatakan Arab Saudi adalah sumber uang kelompok teroris.
"Donor di Saudi Arabia menjadi sumber keuangan untuk Al Qaeda, Taliban, Laskar e Thaiba dan kelompok teroris lain," kata Hillary.
Dengan masuk sebagai jamaah haji, menurut AS, teroris bergerak mengumpulkan uang ketika jamaah haji dari seluruh dunia berkumpul. AS meminta sejumlah negara di Timur Tengah memberangus sejumlah lembaga amal yang dituding AS mencuci uang untuk dana terorisme.
WikiLeaks saat ini menjadi pusat perhatian karena merilis Cablegate atau skandal kawat diplomatik AS. Ada 251.287 dokumen, termasuk 3.059 dokumen dari Kedubes AS Jakarta dan 167 dokumen dari Konjen AS Surabaya. Dokumen yang akan dibocorkan dari perwakilan AS di Indonesia mulai dari pemerintahan Soeharto pada 19 November 1990 sampai pemerintahan SBY pada 27 Februari 2010.
Wikileaks pada tahun 2009 lalu pernah membocorkan makalah internal milik Kongres AS. Sejumlah makalah pun bertemakan Indonesia, yang dibuat oleh lembaga think-tank milik kongres. Tujuannya untuk membantu Kongres mengambil kebijakan luar negeri.
Sejumlah pihak menilai inilah dokumen yang akan dibocorkan dari Jakarta. Namun dokumen ini berbeda jauh dengan apa yang akan dibocorkan Wikileaks saat ini. Target mereka kini bukan kongres AS, tapi Kemlu AS dan kedubes mereka di dunia. Yang dibocorkan pun bukan makalah berlembar-lembar, melainkan telegram-telegram singkat dan berstatus rahasia dari para diplomat. Oleh karena itu, wikileaks menyebutnya cablegate alias skandal telegram atau kawat.
Kawat diplomatik apa yang akan dibocorkan dari Jakarta? Kita tunggu saja. Yang jelas baru satu telegram rahasia terkait indonesia yang sudah terungkap, bahwa para diplomat RI di PBB sudah dimata-matai AS atas perintah Menlu Hillary Clinton.
Detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar