Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket

Jumat, 19 Agustus 2011

Fakta menarik tentang Perang Salib



Fakta tentang Perang Salib

Perang Salib adalah kumpulan gelombang dari pertikaian agama bersenjata yang dimulai oleh kaum Kristiani pada periode 1095 – 1291, biasanya direstui oleh Paus atas nama Agama Kristen, dengan tujuan untuk menguasai kembali Yerusalem dan ‘Tanah Suci’ dari kekuasaan Muslim dan awalnya diluncurkan sebagai respon atas permohonan dari Kekaisaran Byzantium yang beragama Kristen Ortodox Timur untuk melawan ekspansi dari Dinasti Seljuk yang beragama Islam ke Anatolia.

1. Richard the Lion heart, yang terkenal sebagai Raja Inggris, dan lucunya beliau tidak bisa bahasa inggris. Karena sejak kecil dia selalu berada di Prancis. Dia cuma numpang lahir di Inggris. Bahkan konon, beliau lebih mahir bahasa Arab daripada bahasa Inggris.

2. Raja Richard berada di Inggris dalam masa pemerintahannya hanya selama 11 bulan. Permaisurinya, Queen Berengaria of Navarre, malah tidak pernah ke Inggris sama sekali. Oleh karena itu Richard juga dikenal sebagai ” The Absent King

3. Saking tidak percayanya dengan motivasi rekannya sesama ekspedisi perang salib, Raja Richard pernah mengatakan : “Saya lebih rela Yerusalem dipimpin oleh seorang Muslim yang bijak dan berjiwa ksatria daripada kota suci itu jatuh ketangan para baron Eropa yang hanya mengejar kekayaan pribadi “

4. Pada suatu peristiwa di pertempuran di Jaffa, ketika pasukan kavaleri Tentara Salib merasakan kelelahan, Richard sendiri memimpin pasukan tombak melawan kaum muslim. Saladin nyaris berada di sisinya dengan penuh kekaguman. Saat dia melihat kuda Richard terjatuh di bawahnya, seketika Sultan mengirimkan tukang kudanya ke medan pertempuran dengan dua ekor kuda yang masih segar untuk Raja Inggris yang berani itu.

5. Ada juga cerita mengenai Richard yang memasuki Yerusalem dengan menyamar dan makan malam bersama Saladin : mereka benar-benar saling bersikap ramah. Dalam rangkaian perbincangan, Richard bertanya kepada Sultan tentang bagaimana pandangannya mengenai Raja Inggris. Saladin menjawab bahwa Richard lebih mengunggulinya dalam sifat keberaniannya sebagai seorang ksatria, tapi kadang-kadang dia cenderung menyia-nyiakan sifatnya ini dengan terlalu gegabah dalam pertempuran. Sedangkan menurutnya Richard, Saladin terlalu moderat dalam memperkuat nilai-nilai keksatriaan, bahkan dalam pertempuran

6. Suatu hari, Richard sakit keras. Mendengar kabar itu, Shalahuddin mengirimkan dokter terbaiknya untuk mengobati Richard. Kapan lagi kita bisa mendapatkan pemimpin kaum muslim yang memiliki akhlak seperti Salahuddin?

7. Orang Eropa pada awalnya menyebut orang Muslim sebagai Barbarian, tetapi akibat kontak yang intensif dari perang salib, Lambat laun mereka menyadari bahwa yang barbar sesungguhnya adalah mereka. Jika ditilik dari tingginya peradaban budaya dan ilmu kaum muslimin saat itu.

8. Menurut catatan sejarah, pada saat perang salib, semua wanita dan pelacur di usir keluar dari kamp crusaders. Seluruh crusaders harus suci secara jasmaniah, bebas dari nafsu. Tapi ada satu grup wanita yg bebas keluar masuk camp crusaders yaitu tukang cuci baju. Bahkan kalau satu grup tukang cuci mau bepergian antar kota, mereka dijaga oleh sepasukan knight, dan dibuntuti pasukan infantri. Kalau iring-iringan ini diserang, keselamatan para tukang cuci ini no.1. Waktu ditawan pasukan muslim, para tukang cuci ini lebih dihormati daripada prajurit biasa. Sampai-sampai Richard The Lion Heart juga rela membayar ransum buat para tukang cuci itu

9. Ketika Frederick Barbarossa (kakek kaisar Frederik II) meninggal pada ekspedisi perang salib III, banyak ksatrianya yang menganggap bahwa ini adalah kehendak Tuhan dan banyak yang bergabung dengan kaum muslim. Lalu yang tersisa membawa jasad Barbarossa menuju ke yerusalem dengan anggapan nanti Barbarosa akan terlahir kembali.

10. Frederick II Kaisar Jerman, punya hubungan khusus dengan Sultan Malik dari Mesir di perang salib V. Beliau merasa di jaman itu (jaman dark ages), satu-satunya yang sebanding dengan dia di masalah budaya dan personality adalah pangeran-pangeran dari kerajaan muslim. Oleh karena itu gaya hidupnya agak nyentrik (dia berpoligami, padahal seorang Katolik tidak demikian).

11. Waktu terpaksa harus berpartisipasi dalam perang salib, Frederick II berhasil merebut Jerusalem, Betlehem dan Nazareth tanpa meneteskan setitik darahpun. Walaupun sebenernya dia cuma menyewa ke 3 kota tersebut dari sahabatnya si sultan Malik dari Mesir

12. Pernah ada kejadian Frederick II memukul pendeta yang masuk ke dalam masjid dan memperingatkan agar jangan melakukan hal itu lagi. Sedangkan al-Malik pernah dinasehati oleh Knight Templar agar membunuh Frederick II pada saat pengawalannya sedang longgar. Mengetahui hal tersebut, al-Malik segera menyuruh Frederick II agar segera pergi dari situ karena keadaannya ‘berbahaya’.

13. Kekalahan pihak Eropa umumnya akibat dari insubordinasi alias kurang kuatnya komando tunggal dalam kesatuan tentara yang terdiri dari elemen-elemen berbeda dari para baron dan ordo militer yang sebenarnya saling tidak suka satu sama lainnya. Selain itu dalam beberapa kekalahan, para tentara bayaran ( mercenary ) dan sukarelawan Eropa seringkali terlalu cepat meninggalkan barisannya untuk menjarah kota-kota Islam yang hampir ditaklukannya. Hal itu membuat pasukan Islam yg sebenarnya sudah terpojok bisa melakukan counter-attack

14. Pasukan turki khwaraziman yang menyerang jerusalem tahun 1244 waktu itu dikontrol oleh keturunan genghis khan, Eljigidei. Yang lucu dari pasukan ini adalah pasukannya mayoritas beragama Buddha bahkan komandan Hulegu khan juga seorang Buddhis.

15. Sebenarnya pengiriman para Crusader salah alamat, kaum Turki Seljuk yang banyak mengganggu ziarah kaum kristiani ke Yerusalem sudah diusir oleh khalifah Mesir. Akan tetapi lamanya perjalanan serta miskinnya informasi membuat pemimpin Crusader tidak mendengar pergantian kekuasaan di Yerusalem.

16. Divisi elit pasukan berkuda Cossack di Rusia dan Musketer berkuda di Prancis karena terinspirasi suksesnya pasukan berkuda pemanah bangsa Arab. Pasukan berkuda bukan hanya sebagai pasukan sayab tapi menjadi pasukan khusus

17. Membangun sepasukan knights memakan biaya yang sangat besar. Seorang raja sekalipun di abad pertengahan paling hanya memiliki sekitar 100 – 300 Full Knight dengan Heavy Horse yang berdinas dibawah komandonya secara full – time. Biasanya para raja akan mengumpulkan seluruh Knight yang berada di bawah para duke dan baronnya apabila menghadapi pertempuran besar.

18. Para Knights umumnya adalah anak para ningrat yang tidak memiliki hak waris. Di masa itu seperti juga para bangsawan dimana saja, kekayaan dan kekuasaan sang ayah hanya diwarisi oleh putra sulungnya, kecuali tingkat raja atau baron kaya dimana putra ke dua hingga ke 3 masih mungkin mewarisi satu county atau estate dengan kastil kecil. Putra-putra yang tidak atau merasa kurang memiliki kekayaan biasanya sejak remaja mengasah diri dengan ketrampilan perang. Mereka kemudian pada usia tertentu (15-16 tahun ) di inagurasi menjadi knight oleh raja atau baron tempat dia mengabdi.

19. Ada sebuah aturan yang tidak pernah dilanggar oleh kedua belah pihak sewaktu perang salib. Yaitu Fakta Nobility atau Hukum Chivalry yang berlaku di abad pertengahan bahwa raja tidak boleh membunuh sesama raja. Khususnya apabila tertawan. Salah satu kode etik knights dan para noble adalah mereka pantang membunuh keluarga atau orang2 dari keturunan ningrat yang menyerah/tertawan dalam pertempuran. Akan tetapi khusus buat religius-military Order spt Templar, Hospitaller dan Teutonic dalam perang Salib, peraturan itu tidak berlaku terhadap para noble/ningrat Muslim. Kecuali dalam kondisi khusus atau mendapat spesial order dari pemimpin Crusader yang mendapat mandat langsung dari Paus. Dalam tradisi Arab sendiri, seorang raja pantang membunuh sesama raja. Hal itu yang diterapkan Saladin ketika dia tidak membunuh Guy of Lusignan, raja kerajaan Latin di Yerusalem ketika berhasil memenangkan pertempuran Hattin

20. Saladin pernah melanggar etika dan hukum perang Islam yg selalu dia junjung tinggi ketika dia mengeksekusi semua tawanan Ksatria Templar dan Hospitaller ketika dia memenangkan pertempuran Hattin. Sementara Richard The Lion Heart juga pernah melanggar kode etik Chivalry serta etika Noble-nya saat dia mengeksekusi 2000 serdadu Saladin yang tertawan di depan gerbang Acre/Akko


Logo HUT RI Keren dan Gaul


Logo Desain Wahyu Aditya
Jelang Hari Ulang Tahun (HUT) ke-66 Republik Indonesia, Wahyu Aditya, salah satu animator Indonesia, menciptakan logo khusus menyambut hari kemerdekaan dengan gaya anak muda. 'Sekarang logo ini sudah dipakai sejumlah anak muda Indonesia untuk foto profil-nya di akun dan situs jejaring sosial,' kata Adit. Logo bergambar burung garuda dengan warna merah menyala ini memang Adit ciptakan khusus untuk menyambut HUT RI. 'Kita mungkin bosan dengan logo yang itu-itu saja, jadi terkesan monoton. Jadi, ya saya buat saja logo ini,' kata pemilik Sekolah Animasi, Hello Motion di Jakarta ini. Menurut Adit, logo merupakan hal yang penting, bahkan merepresentasikan pesan apa yang ingin disampaikan. 'HUT RI ini kan selebrasi kemerdekaan, jadi logonya ya harusnya menunjukkan selebrasi,' lanjutnya.

Adit menuturkan, awalnya pembuatan logo ini hanya sekedar iseng, namun setelah dipublikasikan lewat blog miliknya, animo masyarakat yang sebagian besar merupakan anak muda ini justru sangat besar. Sejak saat itulah Adit memberi kebebasan untuk masyarakat yang ingin mengunduh logo buatannya untuk dipakai dalam menyambut HUT RI. 'Sekarang logo ini tidak hanya dipakai untuk foto profil di situs jejaring saja, tapi juga ada yang mengunduhnya dan dibuat untuk logo kaos atau poster kegiatan,' kata lulusan KvB Institute of Technology, Sydney, Australia ini.

Bahkan, tambahnya, logo burung garuda ini juga sempat dijadikan karakter/tokoh untuk merepresentasikan Indonesia. Adit mengaku, dia tidak keberatan jika desainnya tersebut digunakan secara bebas oleh masyarakat. 'Silahkan saja jika ada yang mau mengunduh dan menggunakannya untuk keperluan menyambut HUT RI. Tidak perlu pakai ijin,' katanya. Kecintaannya membuat desain bertemakan nasionalisme ini memang sudah dia lakukan sejak lama lewat sebuah komunitas yang dia buat bernama 'Kementerian Desain Republik Indonesia (belum/tidak sah)/(KDRI)'.

Dalam KDRI inilah Adit dan rekan-rekan pecinta desain lainnya sering mengadakan kompetisi desain kaos bertemakan nasionalisme. Mulai dari kaos bertemakan pahlawan nasional, hingga tokoh-tokoh perwayangan. 'Saya ingin menularkan semangat nasionalisme pada anak-anak muda lewat desain. Selain itu, saya juga ingin memperkenalkan Indonesia lewat desain,' ungkapnya.


Nasib Nista pengibar bendera pertama RI




Di usianya yang ke-81, pria sepuh itu masih tetap menikmati hidupnya di pinggir rel Kalibata, Jakarta Selatan. Pria yang kini menderita stroke mata itu seharusnya bisa hidup lebih layak. Sebab, pria bernama Ilyas Karim adalah pelaku sejarah penting. Dialah pengibar pertama Sang Saka Merah Putih pada 17 Agustus 1945 lalu.

Anda tentu pernah melihat foto upacara pengibaran Bendera Merah Putih pertama kali di Jalan Pegangsaan Timur Jakarta Pusat. Di foto itu tampak dua orang pengibar bendera yang dikelilingi oleh Presiden Soekarno, Wakil Presiden Mohammad Hatta, Ibu Fatmawati, dan SK Trimurti. Pemuda pengibar bendera yang bercelana pendek itulah Ilyas Karim.

Saat ini Ilyas tinggal di sebuah rumah sederhana di Jl. Rawajati Barat, Kalibata, Jakarta Selatan, bersebelahan dengan rel kereta api. Saat ditemui detikcom, Selasa (12/8/2008) kemarin, Ilyas masih tampak bugar. Meski gerak badannya tidak segesit dulu, namun dia tidak tampak bungkuk ataupun tergopoh ketika berjalan.

Ilyas menceritakan pengalamannya sebagai pengibar bendera Merah Putih pertama di republik ini. Waktu itu, Ilyas adalah seorang murid di Asrama Pemuda Islam (API) yang bermarkas di Menteng Jakarta Pusat. Malam hari sebelum dibacakan proklamasi kemerdekaan RI, Ilyas beserta 50-an teman dari API diundang ke rumah Soekarno di Pegangsaan Timur No. 56.

"Katanya ada acara gitu," tutur Ilyas.

Saat berkumpul di rumah Soekarno itulah Sudanco (Komandan Peleton) Latief menunjuknya untuk menjadi pengibar bendera di acara proklamasi kemerdekaan keesokan harinya. Satu orang pengibar yang lain yang ditunjuk adalah Sudanco Singgih, seorang tentara PETA. "Saya ditunjuk karena paling muda. Umur saya waktu itu 18 tahun," kata Ilyas.

Ilyas menceritakan pengalaman itu dengan penuh semangat. Matanya yang harus diplester agar tidak terpejam tampak berbinar. Ilyas memang menderita stroke mata. Dokter menganjurkannya untuk memlester kelopak matanya agar tidak terpejam. Sudah berbagai upaya pengobatan ditempuhnya namun belum juga membuahkan hasil.

Meski dengan sakitnya itu, Ilyas tetap aktif beraktivitas. Sejak tahun 1996 dia menjabat sebagai Ketua Pengurus Pusat Yayasan Pejuang Siliwangi Indonesia yang memiliki cabang di 14 propinsi, antara lain di Medan, Riau, Jambi, Palembang, Banten, dan Ambon.

"Saya akan diganti tahun 2009 nanti," kata Ilyas.

Yayasan itu sendiri bergerak di bidang sosial. Kegiatannya antara lain penyantunan anak yatim, pembangunan tempat ibadah, dan penyantunan orang jompo.

Ilyas lahir di Padang, Sumbar. Dia sekeluarga baru menetap di Jakarta pada 1936. Ayahnya dulu seorang camat di Matraman. Di zaman penjajahan Jepang, ayahnya dibawa ke Tegal dan dieksekusi tentara Jepang. Sejak saat itu, Ilyas menjadi yatim.

Setelah pengibaran Sang Saka Merah Putih itu, Ilyas kemudian menjadi tentara. Pada 1948, Ilyas dan sejumlah pemuda di Jakarta diundang ke Bandung oleh Mr Kasman Singodimejo. Di Bandung, dibentuk Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Kesatuan tentara ini kemudian berganti nama jadi Siliwangi. Nama Siliwangi merupakan usul dari Ilyas.

Sebagai tentara, Ilyas pernah diterjunkan di sejumlah medan pertempuran di berbagai daerah, termasuk ditugaskan sebagai pasukan perdamaian di Libanon dan Vietnam. Pada 1979, Ilyas pensiun dengan pangkat letnan kolonel. Kehidupannya mulai suram, karena dua tahun kemudian dia diusir dari tempat tinggalnya di asrama tentara Siliwangi, di Lapangan Banteng, Jakpus. Sejak saat itu hingga saat ini dia tinggal di pinggir rel KA.

dan sekarangpun mo di gusur sama si kumis fuke..
selamat buat bu ani yg dapet penghargaan dari negara kemaren..
yah elah..


"Ada Orang Pintar di Belakang Nazaruddin"




VIVAnews - Ketika masih dalam pelarian, Nazaruddin "bernyanyi" lantang menyerang sejumlah koleganya di Partai Demokrat, juga sejumlah petinggi Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Sikap bertolak belakang kini justru ditunjukkan eks Bendahara Umum Partai Demokrat itu. Nazar menyatakan diri, siap pasang badan.
Sebuah surat bahkan dia layangkan ke Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang sekaligus adalah Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat. Isinya, dia minta segera dihukum tanpa disidang. "Asalkan Bapak dapat berjanji Bapak akan memberikan ketenangan lahir dan batin bagi keluarga saya, khususnya bagi istri dan anak-anak saya," demikian petikan surat Nazaruddin.

Terkait surat tersebut, anggota Dewan Pembina Partai Demokrat, Achmad Mubarok mengaku tak percaya inisiatif surat itu datang dari Nazaruddin sendiri. Mubarok menegaskan, surat tersebut semacam jebakan bagi Demokrat. Saat ini justru partainya yang paling berkepentingan Nazaruddin diproses. "Kalau tidak dibuka, Demokrat memikul dosa yang tidak jelas," katanya.

Berikut wawancara VIVAnews.com dengan Mubarok, 
profesor psikologi Islam di Universitas Indonesia kelahiran Purworkerto, 15 Desember 1945.

Menurut Anda, surat tersebut inisiatif siapa?
Saya tidak percaya surat itu ide Nazaruddin. Surat itu, dari segi hukum, bodoh. Dari sisi politik itu bukan surat politisi. Yang ada, ini orang yang tertekan secara psikologis, diberi masukan oleh orang.
Masukan itu jelas sekali telanjang menjerumuskan Partai Demokrat. Sebab kalau mengatakan tidak akan menyebut Demokrat, opini Demokrat sudah terlanjur terbentuk oleh media. Demokrat sekarang buka seluas-luasnya, karena kebenaran akan membawa kebaikan. Justru Demokrat berkepentingan untuk membuktikan.

Menurut Bapak, siapa yang memberi masukan untuk membuat surat tersebut?
Yang memberi masukan itu orang pintar, dalam keadaan bingung diberi masukan oleh orang pintar.

Siapa orang pintar itu?
Ada tiga pihak. Yang pertama mungkin keluarga. Yang kedua, yang mungkin dibongkar, yaitu mafia anggaran, karena Nazaruddin telah ngomong "nanti akan saya buka mafia anggaran karena saya bagian kecil dari mafia anggaran". Seperti yang kita tahu, yang bermain mafia anggaran itu bukan Partai Demokrat.

Yang ketiga?
Pengacaranya. Pengacara mana yang paling pintar menipu itu yang kasih masukan. Demokrat sudah tidak mau, karena sudah disebut maka ingin membuktikan. Kami tidak mau rekayasa, kami dukung KPK untuk membuktikan.

Tapi apa jaminannya bahwa Demokrat tidak akan mengintervensi proses hukum?
Selama ini sama sekali tidak mengintervensi. Bagaimana mau intervensi? Kami tidak bisa. Kepentingan Demokrat sekarang adalah untuk membuka seluas-luasnya. Kalau tidak dibuka, Demokrat memikul dosa yang tidak jelas, fitnah-fitnah itu. Fitnah itu hilang kalau dibuktikan. Yang paling berkepentingan Nazaruddin ditindak secara hukum dan adil adalah Demokrat. Tapi yang ingin Demokrat jatuh tidak menginginkannya, inginnya dia bungkam saja, biar Demokrat tersandera terus-terusan.

Kini Nazar memilih bungkam dan minta anak-istrinya tidak diganggu. Apakah ada pihak yang mengancam Nazar untuk tidak bicara?
Nazar itu orang yang nyanyi sebebas-bebasnya, dengan berbagai lagu campur aduk. Dia bilang tidak serupiah pun uang masuk ke dia. Faktanya, PPATK menemukan 150 transaksi mencurigakan milik Nazaruddin. Sama saya saja bohong, kok. Bilang ke saya lagi di Mekkah, padahal dia di Jakarta. Si Nasir itu adiknya, tapi dia bilang sepupunya.
Jadi, apa yang disampaikan Nazar bohong?
Bukan begitu. Dia berpikir tidak akan ditangkap. Jadi semau dia lah. Nanti sehabis itu dia tuduh siapa lagi. Dia asyik. Tapi dia bodoh, orang lari kok selalu SMS, ya dikejar pakai teknologi. Kami di sini selalu mengikuti dia di mana-mana. Di Argentina, sewaktu terlacak dia langsung matikan HP-nya.
Makanya, sewaktu dia tertangkap saya sudah tahu dia ada di Cartagena. Ada orang yang kasih tahu. Cuma, waktu itu saya belum sempat kasih tahu Pak Presiden karena saya di Makassar.

'Nyanyian' Nazarudin menyebut keterlibatan sejumlah pemimpin KPK. Anda percaya? 
'Nyanyian' itu isyarat, tapi bukan fakta hukum. 'Nyanyian' harus dibuktikan dengan bukti hukum. Sebab, kalau orang dihukum karena 'nyanyian' nanti bisa jadi negara fitnah. Demokrat sama sekali tidak keberatan, siapapun yang terbukti, harus dihukum.

Jadi jika 'nyanyian' Nazar terbukti, Demokrat akan menghukum petingginya yang terlibat? 
Oh ya, tapi kami sudah tahu yang terkena bukan hanya Partai Demokrat. Justru yang paling takut sekarang adalah yang belum disebut. Dia lah yang mengancam-ngancam. Makanya, sekarang Demokrat pede sekali. Silakan. Kalau dibongkar nanti, Demokrat sihhanya uang kecil-kecil saja. (kd)

Pramugari seksi

Nyawa Pimpinan KPK Dibandrol Rp 5 Miliar


Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (Chandra Hamzah) dijadikan target untuk dilenyapkan. Selain Chandra, nama lain yang diincar untuk dihabisi adalah Ade Rahardja yang saat ini sudah pensiun dari jabatan sebagai Deputi Penindakan KPK.

[Image: x005709_125337_Ade_Chandra_target_pembun...W37krq.jpg]

Ketua Komite Etik KPK, Abdullah Hehamahua, mengakui adanya rekaman pembicaraan hasil sadapan (taping) KPK dari pihak-pihak yang diyakini dekat dengan M Nazaruddin, tentang rencana agar Chandra dan Ade dihabisi. 'Ada rekaman soal itu (rencana pembunuhan terhadap Chandra dan Ade). Kami sudah mendengar (rekaman hasil sadapan),' ujar Abdullah dalam jumpa pers di KPK, Senin (15/8).

Lantas siapa pihak yang menjadikan Chandra dan Ade sebagai target untuk dihabisi? Abdullah tak mau mengungkapkannya. 'Pokoknya ada usaha pembunuhan kepada pimpinan KPK,' tandas Abdullah.

Ketika diminta penegasan apakah rekaman ini terkait dengan kasus Nazaruddin, Abdullah tak menampiknya. 'Iya,' tandasnya

Yang pasti, kata mantan ketua umum sebuah partai Islam itu, KPK sudah mengantongi identitas pihak-pihak yang berniat menghabisi Chandra dan Ade. Namun Abdullah tetap enggan membeberkan secara rinci identitas pihak-pihak yang akan membunuh Chandra dan Ade. 'Kalau disebutkan kabur mereka,' kilahnya.

Sedangkan Wakil Ketua KPK yang duduk di Komite Etik, Bibit Samad Rianto, mengatakan, Komite Etik memang menyimak hasil sadapan KPK tentang rencana pembunuhan itu. Namun, kata Bibit, Komite Etik tidak berkutat pada hal itu.

'Itu background masalah agar kita tahu. Karena sudah dikonsumsi publik, ya sampai di sini saja,' kilahnya.

Hanya saja berdasarkan informasi yang dihimpun dari dalam KPK, pihak yang disebut berniat menghabisi Chandra dan Ade itu berinisial AP dan St. Rencana pembunuhan terhadap Chandra dan Ade muncul ketika KPK mulai menyidik kasus suap proyek wisma atlet SEA Games dan mendalami keterlibatan Nazaruddin.

'Ini yang membuat bos kita susah. Biang keroknya itu Chandra dan Ade. Kalau gitu kita bunuh saja,' kata sumber itu menirukan hasil pembicaraan tentang rencana pembunuhan Chandra dan Ade.

Namun rencana pemunuhan itu tak terealisasi karena harus menunggu persetujuan dari pihak lain. Yang pasti, dari hasil sadapan itu diketahui bahwa nyawa Chandra dan Ade dihargai hingga miliaran rupiah.

'Udah bunuh saja, kita siapkan dana. Bosmu setuju, kita jalankan. Paling Rp 5 miliar,' imbuh sumber mengutip hasil sadapan KPK.

Sementara berdasarkan keputusan Komite Etik, Chandra Hamzah yang membidangi penindakan dilarang ikut menangani kasus Nazaruddin. 'Kesimpulannya, Pak Chandra tidak boleh ikut dalam pemeriksaan Nazaruddin,' kata Abdullah.

Sedangkan Bibit Samad Rianto menambahkan, dirinya sekarang mengambil alih peran Chandra. 'Yang tanda tangan surat-surat itu saya. Tapi supaya (Chandra) tidak ada kaitannya,' kata Bibit yang juga membidangi penindakan di KPK.




party full

Perjalanan Anton Medan (Muhammad Ramdhan Effendi) menjadi Muallaf



Masa lalu Anton Medan sangat lekat dengan kriminalitas. Dulunya, pemilik nama kecil Tan Hok Liang ini kondang sebagai perampok dan bandar judi. Pria kelahiran Tebing Tinggi, Sumatera Utara, 1 Oktober 1957 itu harus menghabiskan 18 tahun 7 bulan mendekam di balik jeruji besi untuk menebus kejahatannya. Namun, Anton Medan telah berubah. Sejak memeluk Islam pada 1992, dia tinggalkan dunia kriminal dan mulai menjadi penyiar agama sebagai seorang da’i. Awalnya, Anton Medan yang bernama Islam Muhammad Ramdhan Effendi ini mengaku tak mudah memeluk Islam. Latar belakang seorang kriminal menjadi batu sandungan terbesarnya. Dia mengaku pernah tiga kali ditolak masuk Islam.

Kini, Anton Medan berceramah dari penjara ke penjara. Memberikan ‘pencerahan’ kepada para nara pidana yang senasib dengannya dulu. Tak hanya itu, Anton Medan juga mempunyai pesantren bernama At-Taibin dan mendirikan masjid yang diberi nama Tan Hok Liang di Jl. Raya kampung Sawah RT.02 RW.08 Kampung Bulak Rata Kelurahan Pondok Rajeg Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Anton mengaku ikhlas berceramah dari satu penjara ke penjara lainnya. Bagi dia, berbagi pengalaman dengan narapidana adalah sebuah kepuasan batin tersendiri. Dia juga mengatakan hidupnya terasa semakin nikmat karena sebagian hartanya bisa dia gunakan menghidupi yayasan pendidikannya. Berikut wawancara dengan Anton Medan seputar aktivitasnya sekarang:

Bagaimana ceritanya anda bisa memutuskan masuk Islam?
Panjang kalau saya ceritakan semua, sudah banyak saya ceritakan. Intinya saat menjalani hukuman dari penjara ke penjara itu, saya banyak belajar Islam. Di situ saya semakin yakin dan kemudian memutuskan menjadi mualaf.

Siapa yang membimbing anda mengucap Syahadat?
Zainuddin MZ.

Proses Anda masuk Islam?
Awalnya saya ke Yayasan Haji Karim Oei, ke Pak Yunus Yahya. Tapi tiga kali saya ditolak masuk Islam.

[Anton Medan menghela nafas dalam-dalam saat mengenang masa-masa pertamanya masuk Islam]

Alasan Anda ditolak masuk Islam?
Ya karena saya itu dianggap penjahat, bajingan lah. Mungkin dia sering menghadapi mualaf yang tak benar. Mungkin saya dianggap hanya mencari kedok atau bagaimana, saya tak tahu lah.

Anda dianggap bohongan?
Ya itu dia.

Sikap Anda menghadapi penolakan itu?
Saya diam saja. Akhirnya saya ke Zainuddin MZ pada Ramadan 1992. Setelah Nuzulul Quran. Tiga hari setelah syahadat, saya umrah bareng Zainuddin, Nur Iskandar SQ, dan Habib Idrus Zamalul Lail.

Saya sudah paham Islam waktu itu. Selama di (penjara) Cipinang, saya belajar sama orang Muhammadiyah selama dua tahun. Kemudian saya belajar sama orang Persis delapan tahun di penjara Sukamiskin, Cirebon, sampai Nusakambangan dalam kasus penyerangan pospol Cicendo. Belajar sama Nahdlatul Ulama (NU) selama empat tahun sama Gus Dur, Nur Iskandar SQ.

Zainuddin sangat berperan bagi Anda?
Sangat berperan. Kalau kita bisa konsep hablum minannas, saya Qiblatnya ke sana (NU). Kalau vertikal, saya ke Persis. Dan banyak mempelajari kitab Al Hasan. Saya dipenjara lama, belajar di sana. Tapi kalau saya tidak mengadopsi yang lain, susah juga. Saya pelajari semua.

Kalau saya belajar di Muhammadiyah, manajemen, ekonomi, pendidikan, disiplin. Kalau NU hablum minannas-nya. Ibadah muamalahnya. Prinsip saya empat imam ini semua benar. Yang beda hanya penafsiran ayat saja. Lainnya sama saja.

Selama ini, berapa kali Anda naik haji?
Saya haji sekali, wajibnya kan sekali. Umrahnya sudah 16 kali.

Terkait aktivitas Anda ceramah ke Lembaga Pemasyarakatan (LP). Mengapa anda pilih berceramah di hadapan narapidana?
Karena habitat saya dari sana, saya paham mereka. Itu saja. Mereka memang membutuhkan orang-orang seperti saya, Joni Indo. Sebagai figur lah. Teladan mereka untuk bertaubat. Bagaimana sih taubat itu, mereka masih bertanya-tanya.

[Saat berkunjung ke LP Paledang pada Selasa 9 Agustus 2011, Anton sudah ditunggu 1.050 nara pidana untuk mendengarkan ceramahnya. Anton juga dielu-elukan para napi.]

Apa yang Anda tekankan? Mereka kan identik dengan kekerasan?
Pengalaman baik, tobatnya. Kalau pengalaman jelek, mereka di situ PTIK. Perguruan Tinggi Ilmu Kejahatan, bukan Kepolisian. Kan PTIK juga.

Membangun semangat, jangan putus asa. Membangun mereka menjadi orang yang benar. Mengambil hikmah bahwa hidup itu ada dinamika. Semangat hidup itu lah. Membangun karakter, sikap.

Strategi ceramah Anda bagaimana?
Kalau saya, ceramah itu tidak bisa dipaksa. Saya cenderung karena masyarakat kita berfikirnya pragmatis, saya lebih memilih bicara fakta. Karena yang saya pahami Islam itu tidak sekedar dikaji dan dipelajari saja. Tapi harus menjawab problem hidup. Kalau saya memahami Islam seperti itu. Tidak sekedar wacana.

Makanya kalau ada debat, seminar, saya tidak mau hadir. Sebab begini, kata Syeh Abdul Qadir Jaelani, ketika menghadapi kaum duafa, fakir miskin, jangan buka kitab, tapi buka periuk. Artinya yang riil dulu. Apa sih kebutuhan umat itu. Jadi aplikatif.

Respons narapidana mendengarkan ceramah Anda?
Ya kalau menurut saya cukup semangat. Karena selama ini keluhan mereka ustadz dari MUI, dari koordinator dakwah Islami DKI juga hampir dakwah-dakwah di dalam, semua menekankan konsep iman dan taqwa, surga dan neraka. Tapi tidak menjawab problem mereka.

Mungkin background Anda yang berperan penting dalam ceramah-ceramah Anda?
Betul. Kalau dakwah di kalangan pedangdut, kita harus tahu irama dangdut. Kalau tidak tahu kan susah dakwahnya. Kata Roma Irama kan Terlalu…...

Ada kendala yang Anda hadapi terhadap narapidana?
Ya banyak lah. Mau yang kayak gimana banyak sekali. Mulai tahun 94. Biasa kalau ustadz-ustadz ceramah paling lama itu 20 menit. Lebih dari itu diteriaki amin...amin...amin...amin oleh para napi itu. Kan gerah juga ustadz.

Kalau saya ceramah, mau tiga jam juga, mereka betah. Mengalir saja. Nyambung saja karena kita kita habitatnya dari situ.

[Saat ceramah di LP Paledang, para napi mendengarkan ceramah Anton Medan dengan semangat. Mereka meminta Anton sering berkunjung ke LP Paledang untuk memberikan ceramahnya.]

Jadi background mantan napi menjadi keuntungan Anda dalam ceramah itu?
Iya, benar. Biasanya kalau saya datang, ada ustadz ceramah, diumumkan saya datang, ustadz itu mundur. Saya yang ceramah, ustadz itu mundur, ingin mendengarkan saya juga.

Metode dakwah di LP itu berbeda-beda. Misalnya tahanan, narapidana, di kepolisian, tak bisa sama. Kalau ustadz kan materi pondok. Jadi jangan dianggap orang di LP itu tak ngerti. Mereka ngerti, qiroatnya juga jago-jago. Tapi mereka tidak paham ayat yang dia baca. Itu kan jadi masalah tersendiri.

Pengalaman Anda selama di penjara diceritakan juga dalam dakwah?
Sedikit-sedikit kita sampaikan. Sebagai contoh buat mereka.

Di luar Ramadan Anda juga berceramah di LP?
Saya tak pernah berhenti. Saya tinggal datang, para napi dikumpulkan. Semua nyambung. Bayangkan, di Manokwari kan kristen semua, mereka bisa santai dengar saya ceramah. Kan tak mesti ceramah Islam dengan bahasa Arab.

Anda selalu ceramah di LP, tidak bosan?
Anda bisa bayangkan, jangan jauh-jauh. Istri saya juga pasti merasa capek, LP lagi-LP lagi. Kan beda background. Tapi saya sampaikan, orang yang terzalimi itu doanya makbul.

Koordinasi Anda dengan pihak LP bagaimana?
Kalau saya mah tinggal masuk saja. Mau LP mana saya tinggal masuk saja. Mereka kadang-kadang mengundang saya, ngasih amplop, tidak mau saya.

[Anton Medan dengan mudah masuk LP. Itu terbukti saat VIVAnews.com ikut Anton Medan ke LP Paledang, Bogor. Dengan hanya mengetuk pintu, petugas langsung membukakan pintu gerbang.]

Bagaimana dengan yayasan Anda? Informasinya Anda bubarkan sementara?
Puyeng lah ngurus santri banyak, banyak orang tua cuek. Saya agak kesel kecewa, pesantren dianggap pusat rehabilitasi. Anaknya bandel masuk ke pondok. Saya kan kecewa. Saya tak berharap apa-apa. Saya hanya berharap ada generasi yang saya didik bagus. Sementara saya juga maklum orang tuanya dengan UMR minim, dua anak saja sekolah kan jadi masalah. Kemudian saya berfikir, tidak maksimal santrinya.

Pendidikan umum saja ada 23 item mata pelajaran, jadi agamanya gimana, setengah matang kan. Jadi saya ambil inisiatif, sudah, tutup saja pindahin semua. Karena tidak signifikan. Kita mau ambil umum atau agama, ini yang bimbang, goyang. Nggak fokus. Makanya saya bubarkan sementara.

[Saat VIVAnews berkunjung ke At-Tabiin, terlihat 14 ruang kelas dan 60 kamar santri kosong. Ruangan-ruangan itu sedang dalam tahap renovasi.]

Kemarin santrinya berapa?
100 lebih.

Asalnya dari mana saja?
Dari Jakarta dan sekitarnya.

Konsep ke depannya?
Harusnya agama lebih unggul dibanding umum.

Pendidikan umum mereka diperoleh dari mana?
Di sini juga, di sini kan SMP, SMA juga. Tsanawiyah dan Aliyah. Belum ekskulnya, ngga keuber saya lihat. Pesantren lain begitu. Setelah saya minta buat angket, hasilnya apa? Ternyata sama, tidak matang. Agamanya setengah matang, umumnya juga daftar ke negeri juga sulit. Sementara orang tuanya karena gajinya hanya pas-pasan dia hanya maunya lulus. Saya ngga mau. Orang tua protes. Saya maklumi, tapi saya ngga mau salah, berbuat dosa. Masak saya perintahkan guru ini-ini NEM-nya. Saya bilang kalau kalian atur angkanya, kalian saya keluarkan.

Jadi ini saya kembalikan ke pesantren seperti dulu, salafiyah. Ya kitab, nahwu sharaf, tajuwit, dan segala macam.

Non formal?
Iya. Tapi tiga bahasa itu wajib sehari-hari. Saya fikir kalau semua dibahas, agama juga pengetahuan umum. Teknologi juga ada di ayat. Nah, persoalan sistemnya tidak ada, nanti saja saya minta paket C, Paket B kalau mereka mau. Yang saya tekankan adalah aspek manusia itu harus benar dulu.

Manusia yang benar seperti apa yang akan Anda bentuk?
Tahu yang hak dan bathil. Bukan AL Zaytun tapi. Yang penting pedomannya gini, pedoman hidup itu jelas. Kalau Al Quran katakan jangan, ya jangan.

Jadi, konsep islamnya saya tekankan. Karena gratis lagi. Cuman, untuk mereka ke sini, tanggung sendiri, kalau saya tanggung nanti kalau mereka mau pulang ga betah pulang aja sono sendiri. Bisa sesukanya.

Kan pesantren sekarang berlomba-lomba menerapkan kurikulum modern. Kenapa Anda mengambil kebijakan yang tidak populer?
Yang modern itu hanya cari duit. Sekarang kan orang berlomba-lomba membuka lembaga pendidikan orientasinya mencari untung. Kalau saya buka pesantren kan bagaimana rizki yang saya perolah barokah. Alurnya harus jelas.

Kan bukan kebijakan populer? Artinya masyarakat pingin modern?
Itu wajib dan wajar. Harus kita hadapi. Misal apa sih, globalisasi, teknologi, kita hadapi. Bahasa juga. Orang kalau sudah menguasai IT, bahasa Inggris atau mandarin paling minim gajinya tiga juta.

Artinya konsep salafiyah tadi tidak meninggalkan modernitas?
Oh nggak. Cuma maksudnya salafiyah itu kita mau menekankan proses pendidikan yang betul-betul mereka paham agama. Sampai mereka menjadi ahli kitab. Kalau modern kan tidak, lomba pidato doang. Tukang obat bisa pidato. Bisa sulap lagi.

Pengajar bagaimana?
Sudah ada. Pengajar direkturnya Tionghoa. Mungkin kalau kitab fiqih, tajuwit, itu saya ambil dari pesantren salaf. Kan banyak di daerah. Kalau kemarin itu ustadz S1 sarjana paling sedikit satu setengah juta. Sedangkan pesantren saya di sini gratis.

Dananya dari mana?
Saya ada usaha, ada usaha futsal segala macam. Nggak tutup, Allah yang tutup. Yang penting kita yakin. Konsep makkah itu menekankan konsep akhlak, karakter. Ini yang hilang. Maka bangsa kita terpuruk.

Bangsa kita sebagain besar adalah Islam, tapi hanya paham sistem. Sistem itu kan madinah, salat, zakat, ini kan sistem. Dasarnya mereka lupa.

Pernah ada bantuan pemerintah ke yayasan Anda?
Ada bantuan, tapi sampai detik ini saya tak mau terima.

Alasan Anda menolak bantuan pemerintah?
Karena saya ingin jadi pelaku sejarah saja. Kalau minta uang, saya bisa minta saja. Pengusaha China banyak. Tapi apa yang mau saya banggakan, kalau saya dibantu orang lain. Tapi kalau saya bisnis, usaha ada yang bisa saya banggakan. Dan karakter sebagai ustadz terjaga. Al Quran itu setiap saat menyindir manusia. Misal kalau kita terima dari pemerintah, misal camat kita tidak bisa. Bagaimana kita mau kritik dia, kita minta dari dia. Boleh-boleh saja terima. Tapi saya tidak. Saya sendiri, alhamdulillah selama ini bisa jalan.

Yang kemarin, latar belakang santrinya?
Ya umumlah.

Besok santri yang Anda akan bidik?
Mualaf. Pengurusnya juga mualaf. Tapi pengajarnya nahwu sharaf, tajuwit dsb saya ambil dari pesantren salaf. Bagaimana pun belum ada Tionghoa yang ahli kitab. Kalau kitab KUHP banyak yang ngerti.

Fokus mualaf Tionghoa saja atau semua?
khusus Tionghoa.

Yang pribumi tidak Anda terima?
Nggak. Saya khusus mualaf Tionghoa saja. Karena secara kultur berbeda.

Kenapa yang dibidik Mualaf Tionghoa?
Karena begini, banyak orang tuanya Islam, anak-anaknya Islam tapi ga paham Islam. Akhirnya ada yang murtad, bahkan ada yang sudah haji, meninggal habis disalati dibawa ke gunung agung disemayamkan tiga hari. Nah itu kan memberikan inspirasi ke saya dan kultur budayanya masyarakat Tiong Hoa ini kan beda pendekatannya. Nah kalau misal saya campur-campur dengan yang pribumi agak repot. Kita kan tahu, maaf sebelumnya, pribumi ini kan ga mau kerja keras. Itu persoalannya.

Di situ rencananya ada home industri. Mereka belajar agama, bahasa juga ada, usaha buat mereka sendiri. Saya tinggal memodali saja. Mereka usaha untuk hidup mereka sendiri.

Mulai kapan Anda akan menerima santri lagi?
September atau Oktober. Yang pasti itu setelah muktamar PITI (Persatuan Islam Tionghoa Indonesia). Pada 23, 24, 25 September di Singkawang, Kalimantan Barat.

Anda calonkan diri jadi Ketua PITI?
Iya.

Kesempatan membeberkan visi misi Anda di PITI?
Betul. Karena saya ini salah satu calon ketua umum. Nah PITI ini lah saya jadikan salah satu alat untuk merekrut seluruh Indonesia dan luar negeri. Kan ga salah dong kalau saya khususkan untuk masyarakat Tionghoa Muslim.

Persiapan Anda apa?
Konsolidasi ke PITI-PITI daerah yang sudah mati saya hidupkan lagi. PITI ini kan tidak beda dengan hantu. Ada nama tapi ga ada wujud.

Daerah mana yang sudah Anda datangi?
Seluruh Indonesia. Banyak, hampir semua mati. Sekarang terbentuk kan karena saya punya relasi ustad-ustad yang pribumi saya minta mualaf-mualaf yang ada, saya mau ke mana, lalu saya minta kumpulin. Saya arahkan.

Pernah keluarkan konsep itu Anda pada sesama muslim Tionghoa?
Susah. Mereka kalau diajak ngomong begini susah, ga nyambung. Ada, tapi tertentu. Kecuali sama-sama sesama ustad Tionghoa. Ustad Tionghoa ya ga tertarik.

Susahnya, kendalanya apa?
Pemahaman Islam, perjuangan Islam, mereka belum paham betul orientasi Islam di sini. Ya mereka dukung saya sih. Tapi kalau dipaparkan konsep ini mereka kayak mau dengar kayak tidak. Mereka seperti pesimis.

Kenapa muktamar di Singkawang?
Karena di sana mayoritas Tiong Hoa.

Anggota PITI sekarang berapa?
Saya tak tahu. Karena saya baru saja jadi Ketua PITI Bogor ini karena sebagai syarat menjadi pengurus atau ketua DPP dia harus jadi ketua wilayah dulu.

Sejak kapan Anda jadi ketua wilayah?
Ya sudah setahunan lah.

Kota atau Kabupaten?
Kabupaten Bogor.

Yang ditawarkan kepada PITI nantinya apa?
Ya tidak hanya dakwah bil lisan saja. Tapi juga bil hal. Nah, kemudian satu organisasi itu ketuanya harus keturunan Tionghoa mualaf. Tapi sekretaris, roda organisasi harus pribumi.

Alasannya?
Orang Chinese itu kan jarang yang ngerti organisasi. Kemudian konsepnya ini banyak sekali. Yang pasti saya inginkan mulai periode ini semua calon pengurus harus dilengkapi dengan cv. Kedua diwajibkan debat kandidat, program, visi dan misi.


Sama - sama lebat