Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket

Rabu, 29 Oktober 2014

Cewek sering begituan jadi longgar ?


Usai melahirkan, melonggarnya vagina memang lumrah terjadi. Namun, terkadang bisa timbul kekhawatiran bahwa melonggarnya miss v terjadi akibat terlalu sering bercinta, benarkah demikian?

"Tidak benar, vagina wanita sudah didesain supaya elastis sehingga sering bercinta di mana penis kerap melakukan penetrasi tidak akan membuat vagina longgar," terang Lauren Streicher, MD, associate professor of obstetrics and gynecology di Northwestern University's Feinberg School of Medicine.

Dikatakan Streicher, ketika wanita terangsang, aliran darah ke vagina akan meningkat untuk membantu melumasi dinding vagina. Nah, ketika dinding vagina rileks, maka akan tercipta cukup ruang untuk penetrasi penis.

Jika pelumasan alami kurang maksimal, Streicher menyarankan untuk menggunakan pelumas yang tidak berbasis air agar vagina lebih licin, hubungan intim pun lebih nyaman. Jika sesekali wanita merasa vaginanya sudah tidak ketat lagi, menurut Streicher itu normal.

"Keelastisitasan vagina mengikuti ukuran penis pasangan dalam beberapa waktu tertentu. Biasanya, jika Anda merasa vagina tidak terasa rapat lagi, itu karena pengaruh otot di sekitar vagina yaitu otot dasar panggul," papar penulis buku 'Love Sex Again' ini.

Untuk itu, tak ada salahnya jika Anda berlatih senam kegel. Asal dilakukan dengan rutin dan konsisten, kegel bisa membantu mengencangkan otot dasar panggul. Teknik senam kegel tergolong sangat mudah dilakukan. Pertama, kontraksikan otot seperti menahan buang air kecil selama lima detik kemudian kendurkan.

"Ulangi gerakan setidaknya lima kali berturut-turut, makin lama waktu seperti menahan kencingnya ditingkatkan. Kalau memang otot panggulnya lemah, kita bisa beri training kegel, senam kegel untuk memperkuat otot panggul atau olahraga lain yang melatih otot dasar panggul," kata dr Nugroho Setiawan MS, SpAnd .

Mengenal Karakter SENGKUNI Dalam Politik dan Pewayangan Mahabarata

Nama tokoh wayang Sengkuni jadi perbincangan hangat akhir-akhir ini pasca Pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Publik pun heboh dengan tafsirnya masing-masing. Dalam sebuah Judul pemberitaan yang dirilis oleh VIVA.co.id pada tanggal 20 Oktober 2014 lalu, Mantan Ketua Umum Demokrat Anas Urbaningrum mengatakan Anas Ingatkan Jokowi Kemungkinan Ada Sengkunidi Lingkarannya. Anas menulis ucapan selamat di secarik kertas.

Nah sebenarnya seperti apa sih Karakter SENGKUNI itu?. Mungkin artikel ini bisa menjelaskan sedikit seperti apa gambaran karakterSENGKUNI.


Ilustrasi Sengkuni dalam film MAHABARATA 

Quote:
Sangkuni, atau yang dalam ejaan Sanskerta disebut Shakuni (Dewanagari: Ĺšakuni) atau Saubala (patronim dari Subala) adalah seorang tokoh antagonis dalam wiracarita Mahabharata. Ia merupakan paman para Korawa dari pihak ibu. Sangkuni terkenal sebagai tokoh licik yang selalu menghasut para Korawa agar memusuhi Pandawa. Ia berhasil merebut Kerajaan Indraprastha dari tangan para Pandawa melalui sebuah permainan dadu. Menurut Mahabharata, Sangkuni merupakan personifikasi dari Dwaparayuga, yaitu masa kekacauan di muka Bumi, pendahulu zaman kegelapan atau Kaliyuga.

Dalam pewayangan Jawa, Sangkuni sering dieja dengan nama Sengkuni. Ketika para Korawa berkuasa di Kerajaan Hastina, ia diangkat sebagai patih. Dalam pewayangan Sunda, ia juga dikenal dengan nama Sangkuning.
Dalam cerita Wayang Mahabarata Sengkuni adalah Mahapatih sekali gus merangkap penasehat raja di Kerajaan Astina yang dikuasaikeluarga KurawaPatih Sengkuni terkenal dengan prinsip hidupnya yang ekstrem: biarlah orang lain menderita yang penting hidupnya bahagia.

Dengan prinsip hidup seperti itulah Sengkuni menjalani karirnya: munafik, licin, licik, culas, hasut, penuh tipu muslihat.

Baik dalam versi Mahabharata maupun versi pewayanagan, Sangkuni merupakan penasihat utama Duryodana, pemimpin para Korawa. Berbagai jenis tipu muslihat dan kelicikan ia jalankan demi menyingkirkan para Pandawa.

Dalam Mahabharata bagian pertama atau Adiparwa, Sangkuni menciptakan kebakaran di Gedung Jatugreha, tempat para Pandawa bermalam di dekat Hutan Waranawata. Namun para Pandawa dan ibu mereka, yaitu Kunti berhasil meloloskan diri dari kematian. Dalam pewayangan, peristiwa ini terkenal dengan nama Bale Sigala-Gala.

Quote:
Usaha Sengkuni yang paling sukses adalah merebut Indraprastha dari tangan para Pandawa melalui permainan dadu melawan pihak Korawa. Kisah ini terdapat dalam Mahabharata bagian kedua, atau Sabhaparwa. Peristiwa tersebut disebabkan oleh rasa iri hati Duryodana atas keberhasilan para Pandawa membangun Indraprastha yang jauh lebih indah daripada Hastinapura. Atas saran Sangkuni, ia mengundang para Pandawa untuk bermain dadu di Hastinapura. Dalam permainan itu Sangkuni bertindak sebagai pelempar dadu Korawa. Dengan menggunakan ilmu sihirnya, ia berhasil mengalahkan para Pandawa. Sedikit demi sedikit, harta benda para Pandawa jatuh ke tangan Duryodana, termasuk istana Indraprastha dan istri mereka, Dropadi.



Putri Drupadi di Mahabarata
Hebatnya pula, Sengkuni adalah pemilik ajian Pancasona, sebuah ilmu kedigdayaan yang membuatnya sakti madraguna: punya daya tarik, kebal terhadap segala jenis senjata, bahkan bila tubuhnya terputuspun tubuhnya bisa tersambung (utuh) kembali. Maka jadilah Sengkuni sebagai sosok manusia jahat yang sulit ditaklukkan.

Mengingat cerita wayang adalah filsafat yang dikemas dalam kesenian, maka sosok Sengkuni dengan Ajian Pancasonanya hanyalah potret (gambaran) karakter manusia sepanjang masa. Dia adalah symbol kemunafikan, keserakahan, arogansi, dan keangkaramurkaan. Kapan pun dan dimana pun di dunia ini, manusia-manusia berkarakter Sengkuni akan selalu ada, bahkan di sekitar kita kini dan di sini.


Hanya Bima yang Bisa Membunuh Sengkuni

Di akhir kisah Perang Baratayudha, ketika sebagaian besar keluarga Kurawa dan Pandawa sudah gugur di medan Kurusetra, giliran Sengkuni menemui ajalnya di tangan Bima dengan senjata Kuku Pancanaka. Apa itu Pancanaka?

Legenda pewayangan menceritakan sebagai berikut. Saat Bima lahir dari rahim ibunya, Dewi Kunti, sang jabang bayi masih terbungkus selaput ketuban. Anehnya, bungkusan ketuban itu tidak pecah-pecah meski sudah dicoba untuk dirobek dengan beragam senjata. Ketika bungkusan ketuban itu sudah berusia 12 tahun datanglah Gajah Setu Sena, gajah dewata yang sangat kuat dan sakti.

Setu Sena pun tanpa kesulitan berhasil merobek bungkusan itu dengan gadingnya, tetapi si jabang bayi segera menangkap kedua gading Setu Sena dan mematahkannya. Gading patah, tetapi ajaibnya justru menyatu di kedua jempol si jabang bayi Bima menjadi Kuku Pancanaka. Kuku itulah kelak menjadi senjata sakti Bima karena selain gadingnya, sukma Gajah Setu Sena pun turut menyatu di tubuh Bima.

Quote:

Ilustrasi sosok Bima dalam MAHABARATA
Dengan Kuku Pancanaka yang terbuat dari gading gajah kayangan itulah Bima ditakdirkan berhasil membunuh Sengkuni, patih licik yang telah membuat Bima bersaudara, Pandawa, menderita lahir bathin: kehilangan tahta dan terusir dari istana.


Apa kelebihan Bima dengan Kuku Pancanakanya? Dalam dunia pewayanan, Bima digambarkan sebagai sosok kesatria sejati: gagah berani, tak punya rasa takut, tegas, loyal, setia, jujur, tidak suka basa-basi.

Sedangkan Kuku Pancanaka (dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Kuku_Pancanaka) secara filosofis memiliki makna “kukuh” (teguh dan kuat keyakinan serta berlatih); panca = lima; naka = emas / tujuan, bisa juga dari naga=kuasa; artinya paugeran/moral/kekuatan/daya dasar. Lima paugeran dapat berupa: 1. pengendalian nafsu membunuh/angkara 2. Pengendalian nafsu makan minum 3. Pengendalian nafsu seks 4. pengendalian nafsu kesenangan indrawi 5. Pengendalian nafsu mencuri/merugikan orang lain.