Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket

Minggu, 19 Juni 2011

Berapa Besar Sumbangan Devisa TKI?




VIVAnews- Tewasnya TKI asal bekasi, Ruyati binti Satubi akibat hukum pancung menambah daftar panjang korban Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di luar negeri. TKI yang dijuluki pahlawan devisa harus merengut nyawa di negeri orang.

Sulitnya mendapat lahan pekerjaan di negeri sendiri memaksa TKI mencari pekerjaan di luar negeri. Gaji yang mereka dapatkan mereka kirimkan ke Indonesia, membantu sumbangan devisa. Sebenarnya, berapa besar kontribusi TKI bagi devisa Indonesia?

Laporan Bank Indonesia mengenai Survei Pola Remitansi (pengiriman uang) TKI menunjukkan setiap tahun mengalami peningkatan. Data BI menyebutkan remitansi 2004 mencapai US$1,5 miliar lalu  naik drastis menjadi US$5,5 miliar pada 2005. Pada 2006 data remitansi sebesar US$5,7 miliar dan 2007 sebesar US$6 miliar atau naik 7 persen dari tahun sebelumnya.

Sementara pemasukan devisa yang dihasilkan dari uang TKI yang dikirimkan hingga 2008 sebesar US$6,617 miliar atau sekitar Rp60 triliun dan pada 2009 menurun tipis US$6,617 miliar.

Sementara menurut data remitansi Bank Dunia pada 2010, pengiriman uang ke dan dari Indonesia mencapai US$7 miliar atau sekitar Rp63 triliun. Angka ini lebih tinggi dibanding data remitansi BI 2010 sebesar US$6,73 miliar atau sekitar Rp61 triliun.

Untuk 2011, pengiriman uang dari TKI selama kuartal pertama 2011 mencapai US$1,6 miliar atau sekitar Rp14 triliun. Rata-rata TKI mengirimkan uang US$ 500 miliar atau sekitar Rp4,5 triliun per bulan ke Indonesia.

Dari sisi asal negara, kawasan Asia memberi sumbangan terbesar yaitu 64 persen. Remitansi didominasi berasal Malaysia sebesar US$2,6 miliar (68 persen), diikuti Hongkong US$417 juta (11 persen), Taiwan US$358 juta (9,4 persen).

Sementara pengiriman uang dari kawasan Timur Tengah dan Afrika mencapai 35 persen dari keseluruhan remitansi. Arab Saudi merupakan penyumbang inflows remitansi terbesar dari kawasan tersebut dengan nilai remitansi sebesar US$1,7 miliar (83 persen), diikuti oleh Uni Emirat Arab (UEA) sebesar US$145 juta (7 persen) dan Yordania serta Suriah sebesar US$ 84 juta (4 persen).

Selain itu, BI juga mencatat jumlah TKI yang mencari nafkah di luar negeri selama kuartal I-2011 mencapai 48.000. TKI terbanyak terdapat di Arab Saudi sebesar 17.890 orang, lalu disusul Malaysia 9.008 orang.

Akan tetapi, menurut data LSM Migrant Care saat ini jumlah TKI di Arab Saudi sebanyak 1,2 juta orang, Malaysia 2,3 juta orang, Hongkong 130 ribu orang, dan Singapura sebanyak 80 ribu orang.
• VIVAnews

Tidak ada komentar: