Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket

Selasa, 24 April 2012

Ops! Semakin Dijelek-jelekkan, Jokowi Semakin Populer

Kini dipojokkan dengan isu baju koko, popularitas Joko Widodo alias Jokowi bukannya meredup, sebaliknya justru melambung tinggi, jauh melampaui Fauzi Bowo alias Foke.Bayangkan saja, Jokowi enam kali lipat lebih populer dibanding Foke, setidaknya di situs jejaring sosial Facebook! Di facebook, pasangan Jokowi – Ahok memperoleh penggemar sebanyak 18.712 lewat akun facebook kampanye beralamat di www.facebook.com/Jokowi.Basuki. 


Jokowi Makan Tempe di Warteg


Jokowi Makan Tempe di Warteg Bandingkan saja dengan penggemar pasangan cagub Foke – Nara yang “cuma” mendapatkan fans sebanyak 2.862 (www.facebook.com/bangfauzibowo).
Sementara posisi ketiga ditempati Hidayat Nurwahid – Didik J Rachbini yang meraup dukungan 8.214 penggemar di akun facebook kampanye mereka yakni www.facebook.com/HidayatDidik. 


Sementara pasangan Faisal Basri – Biem Benyamin di posisi keempat dengan 4.040 fans lewat akun facebook kampanye mereka di www.facebook.com/faisalbiem. Sementara yang mengidola cagub independen lainnya yakni Hendardji Soepanji sebanyak 425 facebookers, di akun kampanye www.facebook.com/bangadji.Sementara pasangan Alex Noerdin – Nono Sampono menempati posisi juru kunci alias paling buncit dengan penggemar sebanyak 50 facebookers di akun www.facebook.com/alexnonojkt. Itulah pantauan Tribunnews pada Selasa (24/4) siang ini di masing-masing akun Facebook pasangan calon penguasa nomor 1 Jakarta itu.


 “Semakin Dijelek-jelekkan, Jokowi Semakin Populer,” demikian judul tulisan seorang penulis warga (citizen journalist) bernama Najib Yusuf, mengomentari lonjakan popularitas Jokowi – Ahok di Facebook ini. Sekedar kilas balik, ucapan Walikota Solo sekaligus Cagub Jakarta Joko Widodo soal baju koko itu terlontar secara spontan saat menjawab pertanyaan wartawan Tribunnews. 


Senin, 16 April 2012 siang, saat menyambangi markas Tribunnews di kawasan Palmerah Selatan Jakarta, Jokowi ngobrol ngalor-ngidul bersama jajaran redaksi Tribunnews, sekedar bersilaturahmi. Di sela-sela ngobrol akrab, Jokowi ditanya, “Mengapa Anda pilih baju kotak-kotak? Bukankah lazimnya jago-jago Pilkada biasanya tampil agamis dengan baju koko plus kopiah di ajang kampanye terbuka maupun lewat poster-poster?” Ia pun menjawab spontan tanpa berpikir panjang, “Ya bosenlah. 


Semua yang maju ke pilkada selalu pakai baju koko dan kopiah, biar kelihatan religius.”Ucapan inilah yang kemudian menuai protes Lembaga Kebudayaan Betawi (LKB). Padahal Jokowi sama sekali tidak menyebut kata ‘Betawi’ dalam ucapannya. Budayawan Ridwan Saidi malah meminta Jokowi tak perlu meminta maaf, karena baju koko sebenarnya tidak identik dengan etnis tertentu, tidak juga identik dengan agama tertentu. Justru etnis Tionghoa sudah jauh lebih dulu identik dengan model busana tersebut. Jokowi memilih baju kotak-kotak justru biar berbeda sekaligus melawan mainstream. Apalagi baju kotak-kotak notabene produk dalam negeri murah meriah yang digemari masyarakat Jakarta.Jokowi saat itu menggarisbawahi kalau dirinya tak sudi menggunakan simbol-simbol agama untuk tujuan politik, termasuk kaitan dirinya melenggang ke bursa calon gubernur Jakarta. Bagi Jokowi, urusan beribadah cukup antara dirinya dengan Sang Khalik saja.


Tidak ada komentar: