Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket Photobucket

Selasa, 10 Juli 2012

ISU SEPUTAR TRICK KECURANGAN PILKADA DKI 2012


Sumber Gb: http://jakarta.tribunnews.com/2012/07/10/isu-manipulasi-suara-pengamat-jangan-percaya-quick-count
Dua malam lalu, saya dapat info belum konfirmasi soal rencana manipulasi penghitungan suara di Pilkada DKI, Kemarin saya sudah bagikan info ini kepada teman-teman di Twitland. Tujuan share info ini bukan untuk menyebarkan info belum sahih, tetapi lebih kepada untuk mengajak seluruh warga DKI waspada, Info tersebut mengatakan, “Bahwa pada 11 Juli 2012 pukul 14.00, LSI akan mengumumkan quick count memenangkan Foke Nara di angka 54,3%”, Itu artinya, Pilkada DKI bakal “1 putaran” ujar sumber tersebut, Dan sore harinya, kotak suara dari TPS menuju PPS akan diganti dengan kotak suara yang telah dimanipulasi” ungkap sumber tersebut.
Kita tentu tidak tahu dan sulit memastikan kebenaran info ini. Namun untuk mengantisipasinya, warga DKI perlu ikut memantau keta, Mencegah selalu lebih baik kan ketimbang membiarkan lantas dicurangi? :)
Tadi pagi, teman jurnalis memberitahu bahwa LSI secara resmi telah mengundang konferensi pers pada Rabu 11 Juli 2012 pukul 14.00 WIB.  Secara hipotesa, indikasi pertama sudah terpenuhi, bahwa LSI akan mengumumkan Quick Count pada pukul 14.00 WIB pada 11 Juli 201.  Berarti tinggal kita lihat, validitas angkanya, apakah betul LSI akan mengumumkan perolehan suara Foke – Nara di angka 54,3%. Jika indikasi kedua (angka 54,3% untuk Foke – Nara) betul diumumkan LSI, maka hampir dapat dipastikan info yang saya peroleh benar adany.  Dan itu berarti, kabar akan ada penukaran kotak suara dalam pengiriman dari TPS ke PPS, boleh jadi benar adany.  Untuk mengetahui kebenarannya, kita butuh 1 pembuktian saja, yaitu LSI mengumumkan angka 54,3% untuk Foke – Nara besok siang.
Pertanyaannya kemudian, bagaimana proses manipulasi ini bisa dilakukan? Bukankah masing-masing kandidat Cagub DKI menaruh 1-2 orang saksi di setiap TPS? Sedangkan total ada 12 saksi (untuk 6 kandidat) di setiap TPS, bagaimana cara mencuranginya?
Total jumlah TPS untuk Pilkada DKI 2012 adalah sebanyak 15.059 TPS, Masing-masing TPS memiliki kurang lebih 12 orang saksi, atau masing-masing 2 saksi untuk setiap pasangan kandidat, Itu berarti, total jumlah saksi bagi 6 pasangan kandidat Pilkada DKI di 15.059 TPS sebanyak 180.708 orang saksi .
Pindah konteks. Nah jumlah DPT Fiktif disinyalir mencapai 1,4 juta DPT dari total 6.983.692 DPT atau sekitar 20% dari total DP.  Pertanyaannya kemudian, 1,4 juta DPT Fiktif itu kan harus dimasukkan dalam penghitungan suara, baik di TPS maupun di PP.  Sedangkan di setiap TPS ada saksi-saksi dari masing-masing kandidat Pilkada DKI Artinya harus dilakukan penyiasatan agar angka yang ada di tangan para saksi di TPS itu sesuai dengan penghitungan di PPS.
Menurut info, penukaran kotak suara Pilkada DKI akan dilakukan pada perjalanan antara TPS dengan PPS,  Lantas bagaimana cara agar angka yang ada di tangan para saksi di TPS itu identik dengan angka penghitungan di PPS?, Apakah ini berarti pelaku manipulasi harus “membeli” semua saksi TPS yang ada?, Jawabannya adalah cukup mengamankan 20% saksi saja dari 20% jumlah TPS, khususnya pada TPS yang menjadi kantung suara pelaku manipulas,  Jika total jumlah TPS sebanyak 15.059 TPS, maka cukup menguasai 3.012 TPS saja.
Jika total saksi di seluruh TPS sebanyak 180.708 saksi, maka cukup mengamankan 36.162 saksi (20%) di 3.012 TP.  Kenapa 20%? Karena persentase DPT Fiktif yang harus ‘disusupkan’ ke kotak suara sebanyak 20% (1,4 juta DPT) dari total DPT 6,99 juta. Nah, pertanyaannya kemudian, TPS-TPS mana saja yang akan ‘dibeli’ saksi2nya? Tentu saja di TPS-TPS yang menjadi kantung suara kandidat pelaku kecurangan. Tidak sulit kok membeli dan menyusupkan orang untuk menjadi saksi bagi kandidat2 lain, karena saksi2 biasanya berawal dr relawan. Jadi sangat mudah menitipkan orang untuk menjadi saksi bagi kandidat lain di TPS-TPS yang dikuasai pelaku manipulasi Pilkada DKI. Pertanyaannya kemudian, berapa dana yang dibutuhkan untuk membayar para saksi ini?
Honor rata-rata 1 orang saksi TPS di DKI sekitar Rp 100 ribuan, Sementara total jumlah saksi yang harus ‘dibeli’ untuk manipulasi ini sekitar 36.142 saksi dari 3.012 TPS. Dengan asumsi honor Rp 100 ribuan tadi, dana ‘pembelian’ saksi cuma merogoh Rp 3,614 Miliar saja. Let’s say, angka itu dikali 5 sebagai uang tambahan agar tutup mulut, totalnya hanya Rp 18,07 Miliar saja. Dana Rp 18 Miliar untuk mengamankan 36 ribu saksi dari 3 ribu TPS, saya kira tidak mahal demi mempertahankan kursi DKI 1. Dengan mekanisme ini, dapat dipastikan angka yang dipegang saksi2 di TPS (yg telah dibeli) akan identik dengan angka di PPS. Selain memanfaatkan TPS yang jadi kantung suara pelaku manipulasi, pemilihan TPS juga bisa menunjuk TPS yang masih gaptek. TPS di lokasi warga yang gaptek, cenderung tidak peduli pada mekanisme penghitungan, merupakan lahan subur untuk ‘dicaplok’.
So, saran saya, warga DKI pro aktif memantau proses penghitungan, mengawal pengiriman kotak suara dan memantau ketat penghitungan di PP.  Well, info adanya penukaran kotak suara tentu masih belum terkonfirmasi, tapi ada baiknya warga DKI memantau ketat untuk antisipasi.
Temans, saya sudahi dulu twit malam ini ya karena ada yang harus saya pantau lebih lanjut malam ini :) Sekali lagi saya paparkan langkah2 mencegah info rencana manipulasi suara pada Pilkada DKI besok.  Jika TPS anda merupakan kantung suara si pelaku manipulasi (semua tahu lah ya namanya), pantau ketat penghitungan suarany.  Pantau juga rencana pengumuman hasil Quick Count LSI pada pukul 14.00 WIB – 16.00 WIB, jika benar 54,3%, segera ikuti langkah ketiga.  Langkah ketiga adalah mengawal proses pengiriman kotak suara dari TPS ke PPS dan ikuti penghitungan di PPS.
Intinya, jangan mau dibodohi dan dicurangi 
By: Ratu_Adil

Tidak ada komentar: